Massa aksi pembela Sorbatua berhadapan dengan barisan kepolisian (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Sementara itu, salah seorang massa aksi yang aktif dari awal membela Sorbatua dan memperjuangkan pembebasannya, mengalami peristiwa yang tak mengenakan. Dirinya mengaku jika keluarganya di rumah diintimidasi saat dirinya melakukan aksi di Polda.
"Sewaktu saya ikut negosiasi, handphone saya ditelepon istri terus. Istri saya di rumah (Balige) memberitahu jika ada empat orang mengaku polisi datang ke rumah dengan nada suara tinggi," cerita Roganda Simanjuntak.
"Woi di mana si Roganda Simanjuntak! Apa aktivitasnya?" imbuh Roganda saat menjelaskan apa yang diucapkan oknum yang mengaku polisi yang mendatangi rumahnya. Padahal saat itu Roganda berada di Medan, sementara istrinya yang berada di rumah sama sekali tak ingin membukakan pintu kepada 4 orang asing itu.
Istri dan anak-anak Roganda sontak terkejut mendengar suara keras dan tiba-tiba. Dikabarkan, 4 orang berbadan tegap yang mendatangi rumah Roganda mengaku dari Polres Toba.
"Menurut saya ini bentuk intimidasi dan teror kepada istri dan anak saya. Karena saya terlibat aktif mendesak Polda. Saya Ketua Dewan Aman wilayah Tano Batak yang dari awal terus bersuara, saya mengecam pihak yang meneror istri dan anak saya. Saya mendesak Polres Toba untuk memeriksa anggotanya yang mencoba mengintimidasi dan meneror istri dan anak saya yang tak tahu apa apa. Kalau mau berurusan dengan saya, ya, temui saya," pungkasnya.