Sambut HUT Kota Medan, Pemko Medan gelar malam temu ramah (Dok. Istimewa)
Tiga komunitas tersebut yakni Komunitas Mural Medan, Medan Art Famili, dan Digidoy. Selama hampir sebulan berproses kreatif untuk mengekspresikan seni muralnya pada ketiga mobil dinas itu. Selain berisikan branding produk lokal, mural berjalan berisikan pesan-pesan komunikatif yang membangkitkan rasa cinta pada Medan.
Fedricho Salomo Purba, perupa dari Komunitas Mural Medan, mengungkapkan kegembiraan atas keterbukaan dan perhatian Bobby Nasution terhadap seniman di Medan.
"Kami sungguh tidak menyangka, Wali Kota Medan, Bobby Nasution, menyerahkan mobil dinasnya untuk kami 'coret-coret', untuk kami jadikan medium mural. Ini sungguh melebihi ekspetasi kami," ungkapnya.
Menurut Fedricho, hal ini mencerminkan Pemko Medan di bawah kepemimpinan Bobby Nasution memperhatikan dan memberi ruang ekspresi yang luas bagi para seniman.
"Kami belum pernah mencoba melukis mural di mobil dinas, apalagi mobil dinas seorang Bobby Nasution," ujarnya seraya mengaku, pada awalnya mereka sempat juga grogi berkarya di mobil dinas tersebut.
Seniman ini berharap, Pemko Medan tetap, bahkan lebih menyediakan ruang ekspresi bagi seniman. Dia menginginkan agar Medan dapat menghelat festival seni berskala dunia.
"Seniman-seniman Medan ini tidak kalah dengan seniman dari daerah maupun negara lain. Sangat layak kita mempunyai festival berskala dunia," sebut Federico.
Secara terpisah, pegiat seni Bobi Septian yang turut berperan dalam merealisasikan mobil mural ini mengatakan, Bobby Nasution membawa angin segar bagi dunia kesenian Medan.
"Masalah ruang berekspresi yang sebelumnya dihadapi kawan-kawan seniman mural mendapat jawaban kongkrit dari Pak Bobby Nasution. Dia menawarkan mobil dinasnya sebagai medium mural. Dan tawaran ini mendapat sambutan semangat dari para seniman mural," ungkapnya seraya menambahkan, proses pengerjaan ini dimulai dengan diskusi yang langsung diikuti oleh Bobby Nasution.