Langkat, IDN Times - Guna mengantisipasi peredaran beras premium oplosan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Langkat, Sumatra Utara rutin melakukan inspeksi mendadak (sidak). Sejauh ini, pihak diperindak belum menemukan keganjalan atau beras oplosan dikemas seolah-olah premium, tetapi kualitas dan kuantitasnya menipu.
"Sampai saat ini belum ada laporan (beras oplosan), dan kita rutin melakukan sidak di pasar," kata Kadis Perindag Kabupaten Langkat Ikhsan Aprija, Senin (21/7/2025).
Heboh Beras Premium Oplosan, Disperindag Langkat Lakukan Sidak

Intinya sih...
Harga beras di Langkat berkisar Rp 15-16 ribu per kilo
Beberapa minimarket menarik produk beras oplosan dari rak
Presiden Prabowo menegaskan tindakan tegas pada pengusaha yang menipu rakyat
1. Harga beras dipasaran langkat mulai dari Rp 15-16 ribu perkilogram
Menurut Ikhsan, untuk saat ini beras premium yang di jual di beberapa pasar tradisional, supermarket, dan minimarket, seharga Rp15-16 ribu perkilo. "Harga bervariasi, sekitar Rp 15-16 ribu perkilo," kata Ikhsan.
Kementrian Pertanian (Kementan) sebelumnya mengungkapkan, peredaran beras oplosan yang sampai di rak supermarket dan minimarket. Beberapa merek menjual kemasan 5 kilogram, padahal isinya hanya 4,5 kilogram. Banyak juga yang mengklaim sebagai beras premium, padahal mutunya biasa saja.
2. Beberapa minimarket mulai tarik produk beras oplosan
Setelah temuan ini terungkap, beberapa minimarket mulai menarik produk oplosan dari rak. Meski begitu, data dan bukti pelanggaran tetap ditindaklanjuti penegak hukum. Kementan mencatat, praktik oplosan bisa merugikan konsumen hingga Rp 99 triliun per tahun.
3. 212 merek beras tak penuhi standar mutu
Dari hasil investigasi Kementan bersama Satgas Pangan, 212 merek beras terbukti tidak memenuhi standar mutu, mulai dari berat kemasan, komposisi, hingga label mutu. Persoalan ini pun sampai ke telinga Presiden Indonesia, Prabowo Subianto.