Medan, IDN Times – Konflik Harimau Sumatra dengan manusia di Kabupaten Langkat, Sumatra Utara kian memanas. Ternak milik warga terus menjadi mangsa dalam beberapa waktu terakhir.
Bahkan, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara mencatat, sepanjang 2020 hingga Januari 2021, ada 21 konflik. Bahkan di antaranya juga memakan korban manusia.
Masih menjadi pertanyaan, mengapa satwa bernama latin Panthera Tigris Sumatrae itu masuk ke kawasan kelola masyarakat. Apalagi Harimau merupakan satwa soliter yang cenderung memilih menjauhi manusia.
Dengan banyaknya hewan ternak yang mati karena konflik itu, apakah melakukan translokasi menjadi salah satu upaya terbaik? Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) memberikan pandangannya terkait maraknya konflik antara Harimau dan Manusia di Kabupaten Langkat.