Massa melihat Wagub Surya kabur saat hendak ditemui
Aksi saling dorong terjadi antara massa dan pihak kepolisian
Unjuk rasa untuk peringati Hari Tani Nasional 2025
Medan, IDN Times – Massa dari Aliansi Pejuang Reforma Agraria (APARA) yang semula berunjuk rasa di Kantor Gubernur Sumatra Utara, bergerak ke kantor DPRD Sumut, Rabu (24/9/2025). Mereka bergerak karena baik Gubernur Sumut Muhammad Bobby Afif Nasution dan Wakil Gubernur Surya tidak ada di kantornya.
Massa yang tengah memeringati Hari Tani Nasional 2025 itu mendapati kabar Wagub Surya tengah menghadiri Rapat Paripurna DPRD Sumut, sehingga mereka hendak menemuinya di sana.
Beberapa jam berorasi di depan DPRD Sumut, Surya tidak kunjung datang. Mobil dinasnya masih tampak terparkir di pintu masuk ruang Paripurna. Sesaat kemudian, massa melihat Surya ke luar gedung DPRD. Namun bukannya menemui massa, Surya diduga ke luar dari DPRD Sumut melalui pintu belakang.
“Itu Pak Surya, kenapa kabur? Ke sini pak,” teriak orator dari mobil berpengeras suara.
Massa yang kecewa sempat terlibat aksi saling dorong dengan pihak kepolisian. Aksi saling dorong tidak berlangsung lama. Unjuk rasa kembali berjalan damai.
Selang beberapa saat, beberapa anggota DPRD Sumut menemui mereka. Kiki Handoko Sembiring, M Faisal, Meryl Rouli Saragih Lambok Adreas simamora dan beberapa lainnya yang menemui massa.
Massa sempat meminta anggota DPRD Sumut menghubungi Wagub Surya. Meryl sempat mencoba menghubungi ajudan Surya. Selang beberapa saat, Meryl mendapati jika Surya sedang melakukan rapat.
Unjuk rasa yang digelar APARA adalah bentuk peringatan Hari Tani Nasional yang jatuh pada 24 September 2025.Massa yang berunjuk rasa datang dari berbagai komunitas petani korban konflik agraria. Dalam aksi itu, APARA menyoroti konflik agraria yang terjadi di sektor perkebunan hingga perusahaan swasta. Konflik tersebar mulai dari Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Kota Pematang Siantar dan Dairi.
Koordinator Aksi Beriman Waruwu dalam keterangannya menjelaskan, konflik agraria sudah membuat petani semakin sengsara. Perampasan lahan atas nama pembangunan hingga klaim sepihak perusahaan membuat petani kehilangan lahannya.
"Hari Tani ini merupakan momentum peringatan lahirnya Undang - undang Pokok Agraria sekaligus bentuk penghormatan terhadap perjuangan petani dalam memperjuangkan keadilan agraria dan Reformasi pertanahan, " katanya.