Usai makan program MBG seorang murid memberikan sejumlah tempat makan (IDN Times/Indah Permata Sari)
Nanda sebagai Tata Usaha (TU) menjelaskan pembagian MBG ini dilakukan secara dua tahap. Tahap pertama dimulai pukul 10.00 WIB, dan tahap kedua dimulai pukul 11.00 WIB.
"MBG hari ini datang di jam setengah 10, untuk kelas 1,2, 4, 5, dan 6 kami bagi di jam 10. Terus untuk di kelas 3 pembagiannya di jam setengah 11. Hari ini hari ke-3, ada ayam, tahu, tempe dan sayur. Telur belum ada, buah ada," katanya pada IDN Times.
Dia merincikan dalam satu porsi untuk siswa per orang dari hari pertama berisi nasi, ayam goreng, tahu, sayur, dan buah pisang.
Hari kedua nasi, ayam saus manis, ikan, tempe, sayur, buah pisang. Kemudian, hari ketiga nasi, ayam teriyaki, tempe goreng tepung, sayur dan buah papaya.
"Tidak ada telur dan susu dari hari pertama sampai hari ketiga," sebut Nanda.
Diketahui pemerintah tidak menetapkan standar menu nasional yang sama di semua daerah, tetapi mengatur standar komposisi gizi yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, variasinya disesuaikan dengan ketersediaan pangan lokal, kebiasaan makan masyarakat, serta kebutuhan gizi harian anak berdasarkan usia.
Beberapa kelengkapan menu selain karbohidrat, protein dan beberapa unsur sayuran segar seperti bayam, wortel, atau kol, buah-buahan lokal seperti pepaya, pisang, atau melon. Sumber lemak sehat seperti minyak nabati, santan, atau mentega. Termasuk susu, program ini mewajibkan daerah yang memiliki sapi perah untuk menyuplai susu sebagai bagian dari menu.
Bahkan, teranyar dalam pertemuan di Hambalang dengan Badan Gizi Nasional dan dihadiri sejumlah pemimpin media, Presiden Prabowo meminta agar anak-anak menerima satu butir telur per hari dan menu daging harus ada setiap minggu.