Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
baeba28c-f0fc-4fc1-aed3-30df1f941b7d.jpeg
Program Makanan Bergizi Gratis di Sekolah Dasar Negeri 060843 (Dok.SDN 060843 untuk IDN Times)

Intinya sih...

  • Pembagian MBG dilakukan dengan dua tahap, dimulai pukul 10.00 WIB dan 11.00 WIB, berisi nasi, ayam, tahu, tempe, sayur, dan buah.

  • Para murid mengeluh tidak ada susu dalam porsi MBG yang diberikan kepada mereka.

  • Tidak semua orangtua bisa membekali makanan anaknya setiap hari, sehingga program MBG dianggap membantu orangtua yang sibuk bekerja.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Sudah digulirkan sejak akhir Januari 2025, masih ada sekolah yang baru mulai merasakan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Termasuk di Kota Medan. Salah satu SD Negeri yang baru mendapatkan program MBG dalam beberapa hari terakhir adalah SD Negeri 060843 Jalan K.L Yos Sudarso nomor 88A, Pulo Brayan Kota, Kecamatan Medan Barat.

Program ini disambut positif guru dan siswa sekolah. Namun kelengkapan menu masih harus jadi perhatian. Termasuk ketiadaan susu dan telur.

1. Pembagian MBG dilakukan dengan dua tahap

Usai makan program MBG seorang murid memberikan sejumlah tempat makan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Nanda sebagai Tata Usaha (TU) menjelaskan pembagian MBG ini dilakukan secara dua tahap. Tahap pertama dimulai pukul 10.00 WIB, dan tahap kedua dimulai pukul 11.00 WIB.

"MBG hari ini datang di jam setengah 10, untuk kelas 1,2, 4, 5, dan 6 kami bagi di jam 10. Terus untuk di kelas 3 pembagiannya di jam setengah 11. Hari ini hari ke-3, ada ayam, tahu, tempe dan sayur. Telur belum ada, buah ada," katanya pada IDN Times.

Dia merincikan dalam satu porsi untuk siswa per orang dari hari pertama berisi nasi, ayam goreng, tahu, sayur, dan buah pisang.

Hari kedua nasi, ayam saus manis, ikan, tempe, sayur, buah pisang. Kemudian, hari ketiga nasi, ayam teriyaki, tempe goreng tepung, sayur dan buah papaya.

"Tidak ada telur dan susu dari hari pertama sampai hari ketiga," sebut Nanda.

Diketahui pemerintah tidak menetapkan standar menu nasional yang sama di semua daerah, tetapi mengatur standar komposisi gizi yang harus dipenuhi. Oleh karena itu, variasinya disesuaikan dengan ketersediaan pangan lokal, kebiasaan makan masyarakat, serta kebutuhan gizi harian anak berdasarkan usia.

Beberapa kelengkapan menu selain karbohidrat, protein dan beberapa unsur sayuran segar seperti bayam, wortel, atau kol, buah-buahan lokal seperti pepaya, pisang, atau melon. Sumber lemak sehat seperti minyak nabati, santan, atau mentega. Termasuk susu, program ini mewajibkan daerah yang memiliki sapi perah untuk menyuplai susu sebagai bagian dari menu. 

Bahkan, teranyar dalam pertemuan di Hambalang dengan Badan Gizi Nasional dan dihadiri sejumlah pemimpin media, Presiden Prabowo meminta agar anak-anak menerima satu butir telur per hari dan menu daging harus ada setiap minggu.

2. Para murid pertanyakan soal tidak adanya susu di dalam porsi MBG

Pembagian menu MBG di SD Negeri 060843 Medan (dok.istimewa)

Dia menyebutkan jumlah keseluruhan siswa dan pembagian MBG ini sebanyak 650 porsi, dari kelas 1 sampai kelas 6.

"Ada dua trip pemberian MBG, dari jam 10 kelas 1,2,4,5 dan 6. Trip ke-2 jam 11.15 WIB kelas 3," kata guru TU ini.

Menurutnya, semua murid lahap memakan dari menu MBG tersebut.

"Habis semua, ada yang tambah. Misalnya ada satu kelas itu yang gak habis dikasih murid yang mau tambah jadi gak ada yang bersisa. Paling tulang ayam saja," jelasnya.

Namun, anak-anak mengeluhkan dari hari pertama tidak ada susu dalam setiap porsian MBG ini.

"Karena ada siswa yang melihat disosmed dan menulis menu-menunya, pas di mereka gak ada dapat susu," sebutnya dalam penjelasan.

3. Tidak semua orangtua bisa membekali makanan anaknya setiap hari

Program Makanan Bergizi Gratis di Sekolah Dasar Negeri 060843 (Dok.SDN 060843 untuk IDN Times)

Sementara itu, Ana sebagai salah satu orangtua murd saat bertemu IDN Times mengakui bahwa terbantu dengan adanya MBG. "Tidak semua orangtua bisa setiap hari membawa bekal makanan kepada anak-anaknya," ucapnya pada IDN Times.

Dia mengaku, meskipun ada duit untuk membeli persiapan bekal tapi orangtua yang bekerja pasti tidak bisa membagi waktu setiap hari untuk membawakan bekal anak. Dan sebaliknya, ada waktu juga tidak ada uang. Orangtua yang memiliki dua anak ini menilai jika ada pilihan lebih baik bagikan uang daripada makanan, jawabnya adalah makanan. Sebab, menurutnya ini menjadi pilihan yang tepat sasaran.

"Kadang orangtua repot cuma ceplok telur buat bekal anaknya," tuturnya.

Lanjutnya, ia memiliki anak yang duduk di bangku kelas 2 SD harus ada bekal yang dibawa untuk anak. Sebelum adanya MBG, Ana membawa bekal pada anaknya yang berisi nasi, dan ayam goreng. Terkadang, ia hanya bisa memasak mi instan dan nasi saja.

"Yang penting dia sehat, kalau sehat belajarnya pun enak jadi fokus dan semangat. Saya berharap MBG ini terus ada," tutupnya.

Editorial Team