Medan, IDN Times - Setiap tanggal 26 Juni, masyarakat internasional memperingati Hari Internasional untuk Mendukung Korban Penyiksaan atau International Day in Support of Victims of Torture. Momen ini bukan sekadar seremoni, melainkan panggilan moral bagi negara dan masyarakat global untuk memperkuat komitmen dalam menghapus praktik penyiksaan dalam bentuk apa pun.
Di Sumatra Utara, para pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) menggandeng Gen Z, mengkampanyekan anti penyiksaan. Peringatan hari anti penyiksaan kali ini dikemas dalam kampanye kreatif. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang digelar dengan unjuk rasa di jalanan.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara bersama sejumlah organisasi masyarakat sipil lainnya, menggelar panggung kreatif. Acara yang dihelat di salah satu kafe di bilangan Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, dikemas dengan diskusi interaktif, pembacaan puisi, panggung musik, hingga seni lukis. Acara ini diikuti berbagai komunitas, pekerja seni, jurnalis hingga mahasiswa.
“Kita ingin memperluas jejaring. Khususnya generasi Z yang kita harapkan jadi agen perubahan. Tentunya untuk tetap semangat dalam memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM),” ujar Kepala Operasional KontraS Sumut Adinda Zahra Noviyanti disela acara, Kamis petang.