Ilustrasi warga Wonosobo menjalani tes usap (swab) COVID-19 massal (Dok. Diskominfo Wonosobo)
Sebelumnya IDN Times juga menelusuri informasi terkait ketersediaan dan keterisian kamar isolasi di Sumut. Dari beberapa narasumber, termasuk Kadis Kesehatan Alwi Mujahit Hasibuan, tidak memiliki data pasti. Mereka hanya mengatakan jika jumlah kamar isolasi sudah di atas 1.000-an lebih.
Carut marut penanganan COVID-19 di Sumut hingga informasi data untuk masyarakat ini mendapat kritik pedas dari Pengamat Kebijakan Publik Dadang Darmawan Pasaribu. Kata Dadang, pola-pola kebijakan yang dilakukan oleh Pemprov Sumut, justru menunjukkan ketidakmampuan dalam penanganan COVID-19. Pemprov Sumut harusnya malu dengan provinsi lain yang lebih terbuka kepada masyarakat terkait penanganan. Sehingga masyarakat bisa semakin meningkatkan kewaspadaan.
“Kita justru menutup diri. Kebijakan ini tidak tepat. Harusnya pemerintah lebih memberikan rasa nyaman kepada masyarakat. Kita menginformasikan itu bukan menunjukkan kelemahan kita. Tapi itu kan merupakan kewaspadaan sebagai cerminan bagaimana kinerja kita menangani COVID-19 ini. Kalau semua informasi semua ditutupi, artinya masyarakat tidak punya pegangandalam membaca eskalasi pandemik di Sumut. Dan ini sangat berbahaya,” ujarnya.
“Kalau tidak punya kemampuan, Gubernur harusnya belajar dari provinsi lain, yang sudah secara nasional sudah mempertontonkan bagaimana mereka melakukan penanganan. Tidak usah malu belajar ke provinsi lain yang sudah sedemikian rupa menanggulangi COVID-19 secara baik,” pungkasnya.