Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times - Gubernur Edy Rahmayadi punya ide yang nyentrik untuk jalan tol di Sumatera Utara. Dia berencana menanam pohon jengkol di seluruh ruas tol.

Edy tampaknya serius dengan ide tersebut. Pohon Jengkol, kata Edy, akan memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat.

1. Jengkol bisa diekspor ke luar negeri

instagram.com/kedaikakakmedan

Pohon jengkol ini nantinya akan di tanam sepanjang jalur tol trans Sumatera. Khususnya di ruas Sumatera Utara yang panjangnya ratusan kilometer.

“Itu akan saya tanami pohon jengkol, karena jengkol ini diekspor. Kalau itu berbuah itu bisa menjadikan pendapatan rakyat di sekitarnya,” ungkapnya.

Jalur Tol Trans Sumatera Utara secara keseluruhan panjangnya mencapai 2.812 kilometer. Jika rampung, tol akan menghubungkan dari Aceh hingga Lampung.

2. Edy optimis idenya akan berhasil

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi berbincang dengan pihak Stasiun Besar KA Medan disela peninjauan, Sabtu (28/12) (IDN Times/Prayugo Utomo)

Edy pun mengungkapkan optimismenya. Tanaman jengkol itu akan ditanam di sisi kanan dan kiri jalur tol.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk merealisasikan idenya. Pohon jengkol juga dinilainya akan memperindah jalur tol di Sumut.

“Kita lihat jalan tol yang sudah jadi. Di seberang jalan tol rumah-rumah rakyat itu kan kelihatan kurang baik. Kalau itu ditanami pohon jengkol yang lurus, rumah-rumah itu tidak terlihat,” ungkapnya.

3. Jengkol dipilih karena tidak sulit perawatannya

Ilustrasi jengkol di pasar (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Alasan Edy memilih jengkol cukup masuk akal. Selain bernilai ekonomi tinggi, jengkol juga tidak sulit untuk dirawat.

“Jengkol itu lima tahun sudah berbuah. Jengkol itu tanaman hutan. Jadi lebih mudah dan tidak sulit perawatannya,” bebernya.

Di sejumlah daerah di Indonesia, jengkol menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Peluang ekspor yang tinggi akan mendongkrak kesejahteraan masyarakat.

Editorial Team