Peresmian GrabKitchen Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)
Fahmi, perwakilan merchant dari Ayam Goreng Karawaci merasa terbantu selama bergabung dengan Grab. Selama masuk menjadi member GrabFood, omzetnya melejit.
“Mulai Maret 2017, dan setelah kita bergabung dengan GrabFood, peningkatannya 200 persen. Harga tetap sama meski pun sudah Di grab Kitchen nanti,” ungkap Fahmi.
Senada, Jasman yang berdagang sate padang juga mengalami kenaikan omzet semenjak ikut dalam digitalisasi. “Kenaikan omzetnya kami sampai 80 persen. Ini diajak untuk gabung ke GrabKitchen. Kalau dulu kami hanya pakai gerobak saja,” ungkap pemilik gerai Sate Alida itu.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan industri pengolahan merupakan salah satu
kontributor terbesar dalam pertumbuhan ekonomi Kota Medan pada tahun 2018.
Sementara itu, industri makanan dan minuman mencakup 61,64 persen dari total nilai industri.
Sebelumnya, hasil riset Center for Strategic and International Study (CSIS) dan Tenggara Strategics menyebutkan bahwa pada tahun 2018 lalu, GrabFood telah berkontribusi Rp1,03 triliun bagi perekonomian Kota Medan.
Industri kuliner setempat pun mengalami peningkatan pesat, dengan omset penjualan rata-rata mitra GrabFood di Medan 757.090 usaha kecil; dan 58.627 usaha menengah meningkat 19 persen menjadi Rp 1,8 juta per hari dari Rp 1,5 juta per hari sebelum bermitra dengan GrabFood.
“Inisiatif GrabKitchen Medan ini diharapkan bisa mendorong pertumbuhan bisnis UMKM, terutama yang bergerak di bidang kuliner, sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian setempat,” pungkas Melda.