Wakil Bupati Tapanuli Selatan Rasyid Assaf Dongoran, M.Si (Dok. Pribadi)
Sejak awal kepemimpinan Bupati Dolly Pasaribu, memang terlihat di lapangan jarang melibatkan Wakil Bupati. Rasyid menduga Pada awal pemerintahan sudah terdoktrin Bupati dan Kepala OPD sudah terdoktrin oleh pidato-pidato Mantan Bupati Tapsel.
Beberapa kali Syahrul Pasaribu berpidato dan mengucapkan hal sama yakni sebelum pelantikan jabatan pasca pilkada 2020 dan saat pisah sambut pejabat baru Bupati-Wakil Bupati di aula serasi paska pelantikan serta Lokakarya Musrembang 2021 pada sekitar 2 Tahun lalu di aula gedung perkantoran Bupati.
Adapun tafsir yang terdoktrin mungkin dengan pidato "Hanya 1 Mahatari di Tapsel". Ada kesan bahwa Tapsel hanya punya satu pemimpin yakni Bupati saja, jangan ada keputusan yang dipengaruhi wakil bupati, itu berlaku untuk semua Kepala OPD, mereka harus hanya punya satu tempat kepemimpinan yakni Dolly Pasaribu sebagai Bupati, dimana beliau adalah Keponakan kandung dari Bapak Syahrul Pasaribu. Sedangkan dalam Pilkada yang dipilih rakyat adalah satu paket, Bupati dan Wakil Bupati, bukan bupati sendirian.
“Pada awal periode tahun 2021 saya beberapa kali mendatangi ruangan bupati, dan dengan baik saya mengatakan apa yang saya dapat bantu, silakan sampaikan pada saya kapanpun, bahkan ketika saya berinisiatif melakukan kunjungan ke rumah sakit daerah saat musim covid penanganannya untuk berdialog dengan tenaga medis dan melihat kondisi kesiapan RSUD, saya berdialog via pesan dari WA dengan Bupati, dan malah terkesan bupati melarang dan mengatakan bahwa tidak perlu kali melakukan itu karena pihak RSUD 24 jam selalu melaporkan keadaan kepada Bupati. Nah sejak itu saya ambil sikap mengalah dan tidak melakukan kunjungan ke OPD atau UPT Se-Pemkab Tapsel,” beber pria 47 tahun ini.
Hal lain, dalam pemilihan pejabat eselon II dan pejabat administratur/pengawas, Wakil Bupati juga tidak pernah diajak oleh Bupati. Bahkan yang lebih miris, anggaran hak konstitusional sebagai wakil bupati yang di atur UU dan Peraturan juga tidak pernah dikonsultasikan.
“Saya ini dilibatkan hanya dalam bentuk Undangan Menghadiri Rapat Paripurna saja , itupun undangan dari Ketua DPRD, dulu awal 2021 pernah di undang pelantikan pejabat baru /mutasi yang saya tidak tahu siapa yang akan dilantik, tapi beberapa kali saya tidak hadir karena saya tidak tahu siapa yang dilantik dan undangan ke saya tulisan tangan , undanganpun datang 30 menit atau 1 Jam sebelum pelantikan. Saat saya mungkin tidak berada di kantor , waduh saat itu saya katakan pada ajudan, aneh ya, tapi sudahlah, diam kan saja , tak usah protes , ini kan baru awal periode. Semua ini sudah terjadi dan biarkanlah,” sesalnya.