Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250910_132752.jpg
Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka saat berkunjung ke Kota Batam (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Intinya sih...

  • Gibran dorong budidaya lobster di Batam sebagai model ekonomi biru nasional

  • Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam menjadi pusat riset dan pengembangan budidaya lobster

  • Pemerintah mendorong budidaya komoditas lain dan pembangunan kampung nelayan modern

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Batam, IDN Times - Wakil Presiden Indonesia, Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan kerja ke Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (10/9/2025).Salah satu agenda utamanya adalah meninjau Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam di Pulau Setokok. Balai ini menjadi pusat riset dan pengembangan budidaya lobster, yang kini diproyeksikan sebagai komoditas unggulan ekonomi biru Indonesia.

Didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Gibran meninjau langsung proses pembenihan hingga pembesaran lobster di fasilitas tersebut. Kunjungan ini dinilai untuk mempercepat transformasi dari perikanan tangkap ke perikanan budidaya sebagai tumpuan ekonomi maritim di Indonesia.

Trenggono menilai pengembangan di Batam merupakan langkah maju bagi Indonesia. Menurut dia, riset dan uji coba yang dilakukan bersama peneliti selama dua tahun terakhir menunjukkan hasil menggembirakan. Indonesia, ujarnya, memiliki potensi yang tidak kalah dengan negara lain.

“Kita memiliki bibit lobster yang sangat melimpah. Alam kita bisa memberikan ratusan miliar bibit yang bisa dibesarkan dan bermanfaat bagi ekonomi nasional,” kata Trenggono. Ia menambahkan, ekspor hasil perikanan Indonesia baru mencapai 5 miliar dollar AS, padahal potensi riil jauh lebih besar.

Selain lobster, pemerintah juga mendorong budidaya berbagai komoditas lain, seperti kerapu, Napoleon, dan bawal bintang. Upaya ini dikaitkan dengan pembangunan kampung nelayan modern, di mana masyarakat tidak hanya mengandalkan hasil tangkapan, tetapi juga mendapat manfaat dari usaha budidaya.

Gibran memberi apresiasi atas capaian yang diperoleh BPBL Batam. Menurut dia, meski baru diresmikan tahun lalu, balai ini sudah mampu menunjukkan hasil konkret. Ia berharap model serupa dapat direplikasi di wilayah kepulauan lain dengan melibatkan masyarakat lokal.

“Potensi ekonomi biru kita luar biasa sekali. Lobster, Napoleon, bawal bintang, hingga kerapu macan yang tadi saya lihat adalah peluang besar. Program seperti ini harus direplikasi di tempat lain dan masyarakat lokal perlu lebih banyak dilibatkan,” kata Gibran.

Ia juga menyinggung pentingnya regulasi untuk mencegah penyelundupan benih lobster yang kerap merugikan negara. Gibran berharap peraturan presiden terkait hal itu segera difinalkan agar ekosistem budidaya lebih terlindungi.

Menurut dia, keberhasilan program ekonomi biru hanya bisa dicapai dengan kerja sama erat antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.

"Tanpa dukungan bapak-ibu semua, tidak mungkin program ini berjalan baik. Tugas kita sekarang mengeksekusi sebaik mungkin visi dan misi presiden,” tutupnya.

Editorial Team