Medan, IDN Times - Ribuan Muslim yang tergabung dalam 'Crisis Center Selamatkan Indonesia' menggeruduk kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sumatera Utara, di Jalan Adam Malik, Kecamatan Medan Barat, Jumat (10/5) sore. Mereka memprotes dan melaporkan bentuk kecurangan saat proses pemilu serentak 2019.
Massa datang dengan menumpangi mobil, sepda motor dan berjalan sambil membawa bendera tauhid serta meneriakkan takbir dengan mengacungkan dua jari. Tepat di pintu masuk, massa disambut barisan pagar betis polisi wanita (Polwan) dan polisi dari satuan Brigade Mobil (Brimob).
Tujuan demonstrasi massa adalah meminta Bawaslu segera mendiskualifikasi pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang mereka anggap curang.
Saat menyampaikan orasinya, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Sumatera Utara (Sumut), ustaz Heriansyah menyindir kelompok yang mengatasnamakan dirinya sebagai Solidaritas Rakyat Anti Makar (Sseram) yang duluan menggelar aksi di lokasi sama. Dia mengatakan bahwa ada kelompok yang mengatakan diri sebagai kelompok paling Pancasila, tapi membiarkan kecurangan terjadi.
"Tak cuma itu, bahkan saat menggelar aksi mereka datang dengan menenteng senjata bambu dan senjata tajam. Padahal maklumat Kapolda Sumut sudah melarang itu, kenapa massa yang begitu tidak ditangkap," kata ustaz Heriansyah di atas mobil komando.