Menurut Dadang, angka golput yang tinggi mempunyai pengaruh besar terhadap kondisi perpolitikan di Indonesia.
"Golput sebenarnya adalah sebuah fakta sosial dalam melawan kekuasaan atau ekspresi protes terhadap pemerintah. Apalagi sejak 73 tahun demokrasi berlangsung di Indonesia, gerakan tersebut tak membuat perubahan apapun terhadap bangsa dan negara," ungkap Dadang pada diskusi Millenial Anti Golput di Medan beberapa hari lalu.
Para pemilih yang golput seakan memberikan protes. Bahwa para calon yang ada diyakini belum bisa melakukan perbaikan. Sehingga bila akhirnya mereka yang terpilih duduk sebagai penguasa bukan orang yang tepat, maka dikhawatirkan berakibat pada penindasan.
"Pemimpin seharusnya adalah seorang yang paling bijaksana sehingga dapat menciptakan bangsa yang bermartabat, jika tidak maka yang terjadi adalah penindasan," ujar aktivis era reformasi ini.