Atlet Solu Bolon beradu cepat di Danau Toba, Selasa (10/12) (IDN Times/Prayugo Utomo)
Sementara itu, Terbit Tarigan, koordintor lomba Solu Bolon menyebut jika pihaknya sudah menjaankan prosedur lomba secara profesional.
Pihaknya juga melibatkan Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) untuk teknis lomba.
"Kita pakai wasit dari PODSI. Mereka ini bersertifikat. Artinya mereka sudah profesional. Artinya kita menjaga, jangan sampai ada image yang dilakukan ini asal-asalan. Kita tetap profesional walaupun dengan keadaan seperti ini," ungkapnya.
Soal minimnya peserta, Terbit membantah jika pihaknya membatasi. Pihaknya menyebut jika sudah mengundang sejumlah tim dari beberapa kabupaten untuk memaksimalkan acara.
"Sebenarnya peminatnya besar. Balige kemarin ditelepon juga, karena persiapan mereka kurang. Karena ini memakai tenaga yang kuat. Sebelum kita melaksanakan ini ada cek kesehatan. (Timnya) Pantas tidak. Karena di danau itu resikonya berat," pungkasnya.
Sebelumnya, saat pembukaan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi juga meminta agar FDT kembali dievaluasi. Edy ingin FDT bisa mendongkrak kunjungan wisata ke Danau Toba.
"Saya mau nanti ini dievaluasi. Festival Danau Toba. Saya minta lakukan ini dan menjadikan bener-bener Festival. Kita undang seluruh dunia datang ke Festival Danau Toba,” ungkapnya