Tanda tangan MoU antara Esa Glass dan USU (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia nomor 21 tahun 2021 mendefinisikan green building sebagai bangunan gedung yang memenuhi standar teknis bangunan dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumberdaya lainnya. Itu sebabnya PT. Esa Sentosa Abadi Indonesia selalu mengedepankan misi ini.
"Green Building atau bangunan hijau merupakan konsep bangunan yang dirancang untuk menjadi bangunan yang efisien dan ramah lingkungan. Bangunan jenis ini harus mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan seminimal mungkin. Mulai dari tahap perencanaan hingga pengoperasian dan pemeliharaan," bebernya.
Lebih lanjut Dewi tak sungkan untuk menyebutkan bahwa banyak logical fallacy atau kesalahan persepsi yang berkembang di tengah masyarakat terkait kaca. Banyak yang masih menganggap bahwa kaca justru tidak ramah lingkungan.
"Banyak banget persepsi mahasiswa dan umum bahwa kaca itu ada efeknya terhadap pemanasan global. Efek rumah kaca itu bukan rumahnya banyak kaca sehingga membuat pemanasan global, itu persepsi yang salah. Sebab di kaca sendiri ada kaca save energy. Di mana kaca model ini sifatnya seperti kaca mata hitam yang biasa kita pakai yang membantu me-reduse atau membantu mengurangi cahaya yang masuk sehingga kita gak terlalu silau," jelas Dewi.
Di PT. Esa Sentosa Abadi Indonesia sendiri mereka memiliki beragam kaca yang ramah lingkungan. Seperti kaca T-Sunlux yang terdiri dari warna brown, clear, dark blue, green, gold, kemudian ada juga kaca panasap, kaca tempered hingga glass block.
Kaca-kaca sunergy ini memiliki performa menolak panas yang sangat baik, memungkinkan cahaya matahari masuk ke ruangan tanpa membuat ruangan panas, hingga efisiensi energi dengan maksimum.