Medan, IDN Times - Dari rel kereta ke ember ikan. Kalimat ini merupakan sebuah inovasi teknologi Budikdamber yang mengangkat atau mendongkrak perekonomian warga pinggiran Kota Medan.nSekedar informasi bahwa, teknologi Budikdamber adalah metode budidaya ikan dan tanaman (seperti sayuran) dalam satu wadah ember, yang merupakan gabungan dari budidaya ikan dan sistem aquaponik sederhana.
Di Kota Medan, ada salah satu titik tepatnya di sepanjang rel kereta api Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, deretan rumah semi permanen berdiri rapat. Warganya sebagian besar bekerja di sektor informal, seperti pedagang kecil, buruh angkut, hingga pekerja rumah tangga. Penghasilan yang tidak menentu membuat kehidupan sehari-hari penuh keterbatasan.
Kawasan ini bahkan lebih rentan. Sebagian besar tidak memiliki sumber penghasilan, sementara lahan pekarangan rumah yang mereka miliki cenderung dibiarkan kosong. Padahal, jika dimanfaatkan dengan baik, pekarangan sempit tersebut bisa menjadi sumber pangan tambahan bagi keluarga.
Melihat kondisi ini, tim dosen Universitas Prima Indonesia (Unpri) menggagas program pengabdian kepada masyarakat dengan memperkenalkan teknologi budikdamber berbasis zerowaste untuk peningkatan pengetahuan dan ekonomi masyarakat pinggiran rel kereta api. Program ini menggandeng kelompok PKK Rel Kereta Api sebagai mitra utama.
“Kami ingin mengajarkan teknologi sederhana yang bisa langsung dipraktikkan di rumah masing-masing. Hanya dengan ember, bibit ikan, dan sayuran, masyarakat bisa memiliki sumber pangan sekaligus peluang usaha,” jelas Sari Anggraini sebagai ketua tim pengabdian kepada masyarakat dari UNPRI.