ilustrasi toxic relationship (pexels.com/RODNAE Productions)
Apa yang dialami Eka dan Andrean bisa bilang sebagai kategori toxic relationship atau hubungan yang tidak sehat.
Psikolog, Iswan Saputro, M.Psi menjelaskan toxic relationship identik dengan kekerasan fisik, perselingkuhan yang berulang, perilaku seksual yang tidak pantas, serta hal-hal lain yang merugikan salah satu pihak.
Tak hanya itu, korban juga cenderung sulit untuk terlepas dari hubungan ini karena merasa tidak berharga, tidak berdaya, bahkan mendapatkan ancaman.
Seperti dilansir Klikdokter, Iswan menjelaskan banyak cara untuk keluar dari toxic relationship. Salah satunya adalah mengevaluasi dan merefleksikan apakah selama menjalani hubungan banyak bahagia
“Cara keluar dari toxic relationship adalah dengan memiliki pandangan positif kepada diri sendiri bahwa kita berhak untuk mendapatkan kebahagiaan dan kebebasan,” tuturnya.
Meski sudah berusaha yang terbaik dalam menjalankan hubungan, namun terkadang hal ini tidak dihargai oleh pasangan. Akan tetapi, percayalah bahwa kamu tetap berharga meski telah direndahkan atau dikendalikan oleh pasangan.
Kemudian pikirkan lagi secara matang kondisi kamu selanjutnya. Menikah belum tentu jadi solusi. Karena jika tidak diselesaikan akar persoalannya, perilaku toxic pasangan akan berulang kembali meskipun sudah menikah.
Saran Iswan, cara lepas dari hubungan toxic adalah jangan pernah ragu untuk menceritakan kondisi yang kamu alami ke orang terdekat, baik itu sahabat, keluarga, atau teman.
“Ini bertujuan agar mereka bisa memberikan perlindungan dan dukungan kepada dirimu agar bisa keluar dari hubungan toxic. Kehadiran orang lain bisa menjadi rekan diskusi ketika kamu tidak berdaya dan tidak berharga,” tuturnya.
Fungsi orang terdekat ini adalah untuk meningkatkan self esteem yang sebelumnya telah dihancurkan dalam hubungan toxic.