Diperkuat Pemain Baru, Tajikistan U-17 Optimis Tampil Maksimal di Piala Kemerdekaan

Medan, IDN Times - Tim Nasional Tajikistan U-17 mengaku sangat siap menjajal skuad mereka dalam turnamen Piala Kemerdekaan yang diadakan di Stadion Sumatera Utara. Terlebih dalam turnamen ini, 4 tim yang ikut sama-sama dinilai kuat. Terlebih mereka semua merupakan partisipan di piala dunia.
Meski tak dilengkapi beberapa pentolannya, namun Timnas Tajikistan percaya mampu mempersembahkan penampilan terbaik. Mereka percaya secara taktis mampu mengungguli 3 tim lain, termasuk sang tuan rumah, Indonesia.
1. Timnas Tajikistan tak dilengkapi seluruh pemain utama, namun pelatih optimis bisa meraih hasil terbaik

Pelatih Timnas Tajikistan U-17, Marco Ragini, mengaku sangat senang bisa berpartisipasi di Piala Kemerdekaan. Mereka bahkan sudah 2 hari yang lalu tiba di Sumatera Utara.
"Kami sudah siap dengan tim ini sebulan yang lalu. Kami bekerja dengan tim yang setengahnya merupakan orang lama dan sisanya adalah orang baru. Namun saya juga turut bersedih karena tak dilengkapi beberapa pemain. Untuk persiapan, kami sudah sangat baik," ujar Marco Ragini, Senin (11/8/2025).
Meski mengaku sangat siap, namun Marco Ragini mengatakan bahwa timnya cukup lelah karena menempuh perjalanan jauh. Pelatih yang pernah menimba pengalaman di Kelantan, Malaysia, itu mengaku bahwa besok merupakan pertandingan yang bergengsi.
"Saya menjelaskan kepada pemain saya bahwa besok malam bukan pertandingan persahabatan. Untuk turnamennya itu penting dan menjadi yang terbaik bagi kami. Dan saya tahu ini sangat penting bagi indonesia juga. Karena harus siap untuk piala dunia. Dan saya pikir besok anda akan melihat pertandingan yang sangat bagus," lanjutnya.
2. Pelatih Tajikistan: tuan rumah Indonesia punya pemain yang bagus dan kencang

Atmosfer sepak bola di Indonesia diakui Marco Ragini sangat besar. Terlebih sepak bola menjadi olahraga nomor wahid paling digemari masyarakat.
"Saya pikir indonesia oke. Saya di sini hanya 3 hari tapi saya segera sudah mengerti ini adalah tempat yang luar biasa. Karena saya tahu, saya tahu bahwa orang-orang di sini seperti tergila-gila kepada sepak bola. Saya tahu ada banyak dukungan dari semua pertandingan, memiliki banyak pengikut, dukungan, dan terutama saya tahu dalam 10 tahun terakhir untuk Indonesia mereka meningkat banyak, dan ini bagus," akunya.
Pelatih berkebangsaan Italia itu menganggap keempat tim yang betpartisipasi memiliki keunggulannya masing-masing. Katakan saja Indonesia, Marco Ragini menilai banyak pemain indonesia yang memiliki speed tinggi.
"Saya melihat Indonesia, mereka punya pemain-pemain yang sangat bagus, pemain yang sangat cepat. Sementara Uzbekistan, mereka memiliki organisasi yang baik di lapangan. Bahkan Federasi Uzbekistan menginvestasikan banyak waktu, banyak uang, dan anda melihat hasilnya, oke! Timnas senior mereka sekarang di piala dunia. Kalau tentang Mali, sudah saya bilang bahwa saya pernah bekerja beberapa tahun di Afrika. Dan saya melihat bakat terbaik di dunia ada di Afrika. Satu-satunya hal yang mereka tidak memiliki ialah konsep yang tepat dengan cara taktis. Tapi mereka memiliki pelatih yang baik," sebut Marco Ragini.
3. Mau tidak mau Timnas Tajikistan U-17 harus beradaptasi dengan cuaca di Indonesia

Pelatih Timnas Tajikistan U-17 tak urung mengaku kaget dengan cuaca di Indonesia. Hal ini sedikit berbeda dengan kondisi yang ada di negara Asia Tengah itu.
"Detail cuaca penting untuk dipahami. Karena misalnya beberapa tahun yang lalu ketika kami memainkan kualifikasi untuk Piala Asia di Singapura, cuacanya sangat mirip seperti ini. Dan saya bertanya kepada federasi saya, 'tolong kami harus tiba di Singapura satu bulan sebelum kompetisi karena mereka harus beradaptasi dengan cuaca'," cerita Marco Ragini.
Di Tajikistan, mereka mengaku terbiasa dengan suhu yang panas. Bahkan akhir-akhir ini suhu di sana mencapai 48 derajat Celcius.
"Di tajikistan cuacanya lebih panas karena 2 minggu lalu suhunya 48 derajat. Di sini 96 persen untuk kelembabannya. Tidak baik untuk para pemain sepakbola dan tak baik untuk otot, karena banyak basah. Sekarang kami tidak punya waktu untuk beradaptasi karena kami hanya tiba 2 hari yang lalu setelah perjalanan yang panjang," pungkasnya.