Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dikha Sang Bocah Penari Pacu Jalur Tak Menyangka Videonya Viral Mendunia

IMG_20250704_163522_945.jpg
Rini bersama anaknya Dikha yang viral mendunia karena aksi tarinya di atas perahu pacu jalur (IDN Times/ Fanny Rizano)

IDN Times, Kuansing - Tak pernah terlintas di benak Rayyan Arkan Dikha videonya menari di perahu pacu jalur viral di media sosial, bahkan hingga ke mancanegara. Bocah 11 tahun asal Desa Pintu Lobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Provinsi Riau ini, adalah si penari di atas perahu pacu jalur atau olahraga balap perahu.

Aksi dan gaya menari Dhika di bagian depan perahu pacu jalur kini sedang menjadi sorotan. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga dunia. Bahkan, sejumlah akun TikTok dan Instagram bercentang biru salah satunya tim Sepakbola asal Prancis, PSG, ikut mengunggah video Dikha yang sedang beraksi. Akun Instagram resmi PSG memadukan video selebrasi para pemain PSG yang mirip dengan gerakan menari Dhika.

Selain itu, pemain Maroko Achraf Hakimi, Bintang sepakbola Brasil Neymar Jr dan maskot AC Milan Milanello juga meniru tarian Dikha saat berselebrasi. Bahkan, sejumlah influencer dan konten kreator global ikut menirukan tarian khas Dikha saat beraksi dalam balapan pacu jalur.

Saat ditemui IDN Times, Dikha yang masih duduk dibangku kelas 5 SD itu mengaku, menjadi penari pacu jalur adalah keinginannya sendiri. Ketertarikannya menjadi anak coki (istilah penari dalam pacu jalur), berawal dari sang ayah dan abangnya.

"Ayah pemacu juga, oom pelatih. Kalau abang dulu anak coki (penari) juga. Ayah sering ngajak Dikha ke pacu jalur, makanya tertarik," ucapnya malu-malu, Jumat (4/7/2025).

Diceritakannya, ia menjadi anak coki untuk membela desanya dalam perlombaan pacu jalur, sudah 2 tahun.

"Ini tahun kedua Dikha ikut tim sama ayah," tuturnya.

Terkait dengan tariannya di atas perahu yang viral itu, Dikha mengaku tidak ada belajar atau latihan. Tariannya itu, dibuatnya dengan spontan.

"Kalau untuk latihan menari gak ada. Dikha belajar sendiri, spontan gitu, dibuat-buat sendiri aja," lanjutnya.

Sang ibu, Rani mengaku senang dengan anaknya yang kini viral. Dia mendukung penuh sang anak dalam perannya sebagai penari di perlombaan pacu jalur.

"Pas viral ya senang, bangga juga lihat video Dikha yang viral sampai ke luar negeri. Apalagi sekarang ini banyak yang telepon, ada dari Inggris, Dubai, banyak yang dari luar negeri minta live gitu," ujar Rani yang tampak bahagia anaknya terkenal.

Dalam berlomba, Rani selalu mengingatkan Dikha, agar selalu menjaga keseimbangan di atas perahu saat menari. 

"Kalau dia tanding kami ingatkan terus, supaya jaga keseimbangan.

Kekhawatiran ada kalau jatuh, tapi ada tim penyelamat," ucap sang ibu.

1. Ini yang selalu diingatkan pelatih pada Dikha

IMG_20250704_163522_350.jpg
Didi pelatih Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo' bersama Dikha (IDN Times/ Fanny Rizano)

Sementara itu, Didi yang merupakan pelatih tim Jalur Tuah Koghi Dubalang Ghajo', selalu mengingatkan Dikha saat bertanding.

"Yang selalu saya ingatkan ke Dikha, kalau udah pacu, lihat pancang pemisah antara perahu dengan perahu lawan. Terus yang saya ingatkan juga agar Dikha selalu menjaga keseimbangan. Nari-nari terus gak boleh. Kalau udah pancang kasih kode ke belakang," katanya yang selalu mengingatkan Dikha sebelum bertanding.

Didi yang juga merupakan oom atau paman Dikha ini menerangkan, Dikha saat ini telah terlatih, bermental dan berani jatuh ke air.

"Dikha sudah terlatih. Mentalnya juga sudah terbentuk dan berani jatuh ke air dan berenang ke tepi," terangnya.

2. Peran penari di atas perahu

IMG_20250704_164424_402.jpg
Tim pacu jalur saat pemanasan dalam perlombaan tingkat rayon atau kecamatan di Pangean, Kabupaten Kuansing (IDN Times/ Fanny Rizano)

Didi menerangkan, penari di atas perahu memiliki beberapa peran. Diantaranya untuk pengarah, membakar semangat para pendayung, mengurangi beban serta menghibur para penonton.

"Penari bisa jadi pengarah perahu agar lurus tidak kena pancang ditengah, kalau kena pancang tim langsung di diskualifikasi. Terus, penari juga untuk membakar semangat para pendayung agar lebih cepat lagi," terangnya.

"Kemudian, kalau misalnya sudah agak ketinggalan sama lawan, penari kita arahkan melompat ke air agar beban perahu berkurang sehingga bisa lebih kencang. Selain itu, kalau perahu banyak masuk air, penari juga kita suruh melompat. Terakhir (penari), juga untuk menghibur penonton," sambungnya.

3. Penari berdiri di atas perahu yang lebarnya hanya 25 centimeter

IMG_20250704_163523_177.jpg
M Gendi, salah seorang tokoh budaya di Desa Pintu Lobang Kari, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuansing (IDN Times/ Fanny Rizano)

Di sisi lain, salah seorang tokoh budaya di desa tersebut, M Gendi (58) mengatakan, didalam perahu tersebut, ada 61 orang. Diantaranya 58 pemacu, 1 penari, 1 pemberi aba-aba dan 1 pelatih.

"Ada 61 orang yang di dalam perahu, 58 anak pacu atau pendayung. Satu tonggak luan atau penari. Kemudian, Satu tukang onjey atau pemberi aba-aba agar perahu lurus, posisinya berdiri paling belakang. Terakhir 1 boruang atau pelatih. Dia ini koordinator di perahu, pengatur strategi dan pemberi kode untuk para pendayung," kata Gendi.

Diterangkannya, penari di atas perahu tersebut berdiri paling depan. Dimana, penari harus pandai mengseimbangkan dirinya.

"Karena didepan perahu itu, lebarnya cuma  sekitar 25 Cm. Bayangkan, dia berdiri sambil menari-nari di bagian depan perahu yang lebarnya cuma segitu (25 cm)," terangnya.

Adapun bahan perahu pacu jalur, berasal dari kayu pohon Marsawa.

"Panjangnya 30 sampai 40 meter," tutur Gendi.

Lebih lanjut diceritakannya, penari dahulunya, kalau berdiri sebagai penanda bahwa perahunya sedang memimpin pertandingan.

"Dulunya seperti itu, kalau sekarang sudah berkembang, jadi banyak fungsinya," ceritanya.

Ditambahkan Gendi, kostum yang dipakai penari adalah baju adat melayu Kuansing.

"Namanya takuluok barembai, khas Kuansing," tambahnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arifin Al Alamudi
EditorArifin Al Alamudi
Follow Us