Curhatan Gerkatin Sumut: Sulit Mendapat Pekerjaan dan Buat SIM

Medan, IDN Times - Pada Minggu (17/2), IDN Times menyambangi Pentas Seni Teman Tuli yang digelar di Mega Park, Jalan Kapten Muslim, Sumatera Utara.
Dalam acara tersebut, tampak hadir para teman tuli atau tunarungu yang ada di Kota Medan.
Salah satunya, hadir para anggota dan pengurus Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin).
Gerkatin merupakan organisasi penyandang disabilitas tunarungu di Indonesia yang seluruhnya dikelola oleh penyandang disabilitas tunarungu.
Nah saat acara berlangsung, IDN Times mengajak ketua Gerkatin untuk berinteraksi menggunakan bahasa isyarat sekaligus didampingi oleh penerjemahnya. Berikut informasinya!
1. Teman tuli atau tunarungu Sumut membutuhkan kantor

Ayub Purba selaku Ketua Gerkatin Sumut menyampaikan bahwa teman tuli atau tunarungu Medan membutuhkan kantor sebagai tempat berdiskusi dan berkarya.
Selain itu, kami juga membutuhkan penerjemah untuk mendukung terkait kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan mereka.
Ia juga berharap, disetiap acara pemerintah menghadirkan penerjemah bahasa isyarat agar mereka dapat memahami kegiatan tersebut.
2. Kesulitan dalam pengurusan SIM

Lanjutnya, ia sangat menyayangkan sulitnya akses dalam pekerjaan dan persetujuan pemerintah. Contohnya, seperti saat pengurusan SIM A dan SIM C.
Ayub memperlihatkan salah satu temannya kepada IDN Times, dan menyampaikan bahwa temannya tersebut kesulitan dalam pengurusan SIM.
Polisi tidak menerima kami untuk mengurus SIM, karena mereka tak percaya kami sebagai pengendara.
Lihatlah situasi pengendara kami, kami hanya tidak bisa mendengar, kami bisa berpikir dan melihat bahwa kami juga bisa kerja.
3. Sering tak mendapat akses dalam dunia pekerjaan

Tak hanya itu, bagi Ayub, para teman tuli atau tunarungu yang berada di Kota Medan sering tak mendapat akses dalam dunia pekerjaan.
Lalu, dalam hal kegiatan yang hendak dilakukan para teman tuli atau tunarungu, mereka selalu gagal dikarenakan tak ada donatur yang membantu mereka. Hal tersebut disampaikan Ayub melakukan bahasa isyarat.
4. Gerkatin mandiri dengan uang pribadi

Fitra Rahman K, Sekretaris Gerkatin Sumut menyampaikan dengan bahasa isyaratnya bahwa anggota yang bergabung di Gerkatin ada sekitar 500 orang.
Melihat banyaknya anggota yang bergabung, hingga saat ini mereka tak diberi fasilitas untuk mendukung kegiatan mereka oleh pemerintah.
Seperti kantor atau basecamp tempat berkumpul saja mereka tak punya. Lalu seperti hal kegiatan lainnya, mereka mandiri dengan uang pribadi.
5. Teman tuli atau tunarungu Sumut membutuhkan peralatan kerja

Sebagai Sekretaris Gerkatin Sumut, Fitra dengan bahasa isyarat lalu dibantu dengan penerjemahnya, ia menyampaikan pemerintah kurang memperhatikan para teman tuli atau tunarungu seperti mereka. Banyak kebutuhan yang kami perlukan untuk bisa berkarya seperti orang pada umumnya.
Adapun kebutuhan yang diperlukan teman tuli atau tunarungu Sumut adalah kantor.
Lanjutnya, dengan melakukan bahasa isyarat, selama ini mereka berkumpul di rumah ketua Gerkatin saja.
Selain itu, mereka juga membutuhkan laptop, papan tulis dan meja untuk mendukung kegiatan diskusi mereka.