Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251201-WA0016.jpg
Bencana banjir di langkat yang mulai surut dan bisa perlahan dilintasi kendaraan (dok warga untuk IDN Times)

Intinya sih...

  • Masyarakat berebut obat dan pangan di posko pengungsian

  • Air masih menggenangi kediaman warga di sebagian titik Langkat

  • Air sudah mulai surut, hari pertama air mencapai ketinggian sekitar 160 cm

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Langkat, IDN Times - Beberapa warga di posko pengungsian mengaku mulai mengeluhkan gatal-gatal dan sakit perut. Seperti yang menimpa masyarakat di posko pengungsian di Jalan Bambu Runcing, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, Rabu (3/12/2025).

Di hari ke-8 ini, warga belum bisa pulang ke kediaman mereka masih-masing dikarenakan sebagian titik lokasi masih terendam air pasca banjir. Seperti yang diutarakan Agus, warga terdampak banjir di posko pengungsian.

"Kesehatan masyarakat sejauh ini, banyak yang mengalami gatal-gatal dan sakit perut. Kalau obat-obatan sampai hari ini tidak ada," kata Agus.

1. Masyarakat harus berebut untuk mendapatkan obat-obatan dan pangan

Bencana banjir di Langkat yang mulai surut dan bisa perlahan dilintasi kendaraan (dok.IDN Times)

Mirisnya lagi, Agus menjelaskan, dari sejak hari pertama banjir hingga sampai hari ke delapan, tak ada obat-obatan yang diberikan oleh pemerintah daerah. Meski demikian, Agus dan masyarakat lainnya masih mencoba untuk tetap bertahan hidup.

"Bantuan ada, tapi kalau kita ingin mendapatkannya berebut, artinya kurang. Ada masyarakat yang udah dapat bantuan, masih ngambil lagi, jadi gak merata pembagiannya," ungkap Agus.

"Kalau pun ada bantuan kami ambil, jika tak dapat ya sudah. Harapan kita mohon perhatian kepada pemerintah, seperti air minum, obat-obatan, dan makanan," timpal dia.

2. Air masih menggenangi kediaman warga di sebagian titik Langkat

Kondisi banjir yang sempat melanda Kabupaten Langkat, Sumatera Utara (dok warga untuk IDN Times)

Dirinya juga mengaku, jika ada ribuan orang terdampak banjir masih bertahan di beberapa posko pengungsian. Sebab, warga masih belum bisa pulang dikarenakan air masih menggenangi kediaman mereka.

"Kalau untuk Kecamatan Tanjung Pura ribuan orang terdampak banjir. Ini Kelurahan Pekan Tanjung Pura ya, lain desa yang di dalam-dalam sana," kata Agus.

"Akibat banjir dengan debit air yang tinggi sampai hari ke delapan ini, hampir membuat masyarakat putus asa. Gak bisa di bilang putus asa juga, harus tetap bertahan. Banjir memang sudah mulai surut, tapi kondisi cuaca masih tidak menentu dan rumah kami juga masih terendam air," ucap Agus.

3. Air sudah mulai surut, hari pertama air mencapai ketinggian sekitar 160 cm

Bencana banjir di langkat yang mulai surut dan bisa perlahan dilintasi kendaraan (dok warga untuk IDN Times)

Lebih menyedihkan lagi, ada posko pengungsian dibangun mandiri oleh masyarakat, tanpa melibatkan pemerintah daerah dalam hal ini BPBD Langkat. Situasi di beberapa wilayah di Kecamatan Tanjung Pura, masih memprihatinkan.

"Hari ini masih ngeri lah. Maaf cakapnya, kita pun sama anak sudah menyelamatkan diri masing-masing. Dan sampai hari ini mau gak mau kami harus tetap bertahan," timpal Rosmini, warga lain yang berada di posko pengungsian.

Dirinya mengenang peristiwa banjir yang awal mulanya ketinggian air mencapai 160 cm menggenangi daratan. Disitu, masyarakat panik dan harus berjuang agar tidak hanyut terbawa arus.

"Kemarin ketinggian hingga 160 cm, kalau hari ini sudah sepinggang orang dewasa. Itu di daerah Jalan Bambu Runcing, Jalan Karentina, dan Jalan Merdeka," timpal dia.

Amatan di sekitar lokasi, memang sejumlah titik seperti di Jalan Pemuda, Jalan Merdeka, Jalan Bambu Runcing dan Jalan Karentina masih terendam banjir.

4. Status tanggap darurat bencana banjir Langkat diperpaanjang 14 hari ke depan

Rapat evaluasi situsasi tanggap darurat bencana banjir yang digelar pemkab langkat (IDN Times/ istimewa)

Di sisi lain, rapat evaluasi pelaksanaan tanggap darurat dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Rapat digelar untuk memastikan seluruh langkah penanganan bencana di 16 kecamatan terdampak berjalan cepat, terarah, dan terkoordinasi antara pemerintah daerah, TNI–Polri, serta pemerintah pusat melalui BNPB.

Pemerintah langkat juga mendata, ada 437.480 Jiwa terdampak dan 19.434 mengungsi serta 11 orang meninggal dunia. Perkembangan terbaru berdasarkan data sementara dampak banjir per 2 Desember 2025. Banjir masih melanda 16 kecamatan, yakni Brandan Barat, Gebang, Besitang, Babalan, Pangkalan Susu, Pematang Jaya, Sei Lepan, Tanjung Pura, Padang Tualang, Sawit Seberang, Batang Serangan, Stabat, Wampu, Binjai, Hinai, dan Secanggang.

Selain itu, ribuan rumah dan fasilitas umum masih terendam dengan ketinggian air antara 50–200 cm, mengganggu aktivitas masyarakat di sejumlah wilayah. Status darurat yang dimulai dari tanggal 26 hingga 2 Desember pun diperpanjang hingga 14 hari kedepan.

Bupati juga menginstruksikan agar pendistribusian logistik dilakukan dengan mekanisme yang jelas dan menyasar daerah yang sulit dijangkau. Selain itu, ia meminta pendataan kerusakan rumah serta fasilitas publik dipercepat sebagai dasar pemulihan pascabencana.

"Pemkab Langkat terus melakukan pendataan, penanganan darurat, serta koordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi. Kami berharap dukungan penuh agar pemulihan berlangsung cepat dan tepat sasaran," tegas Syah Afandin.

Editorial Team