Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
GERAK Perempuan lakukan aksi di Monas untuk memeringati hari International Women’s Day, di halaman Monas, Minggu (8/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Medan, IDN Times- Urusan perempuan bukan hanya dapur, kasur dan sumur. Hal itu disadari Siti Khadijah sejak bergabung dalam keanggotaan Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (Hapsari). Ia mengaku menjadi sosok yang lebih peduli untuk urusan perempuan. 

Namun, ia menyadari, akses yang terbatas di desa membuat perempuan tidak dapat menerima informasi dengan cepat. 

"Kita di sini, orang-orang desa yang gak punya sekolahan. Terutama perempuan desa, karena kan perempuan desa gak punya akses, mereka gak punya waktu untuk belajar karena urusan ekonomi dan keluarga. Bagaimana mereka bisa belajar lebih baik," ujar Siti yang menjabat Wakil Ketua Pelaksana Harian Hapsari itu kepada IDN Times, Sabtu (28/8/2021). 

1. Peduli terhadap masalah-masalah yang dihadapi perempuan

ilustrasi perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Berangkat dari permasalahan itu, Siti berkeinginan untuk membantu kepentingan perempuan dan peduli terhadap masalah-masalah yang dihadapi perempuan. Hingga pada akhirnya, ia fokus pada Hapsari sejak 2009. 

"Jadi memang, bergabung di Hapsari, terbangun kepeduliannya. Gak bisa melihat orang yang mengalami kekerasan. Di sini, muncul keinginan untuk bantu perempuan lain yang terbatas kemampuannya, gak punya kapasitas. Kalau saya cuma di rumah aja gimana kita mau bantu mereka," katanya.

2. Organisasi perempuan basis akar rumput ini memiliki 200 orang anggota

Editorial Team

Tonton lebih seru di