Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
relawan pertamina2.jpg
Pertamina menyalurkan bantuan ke Aceh Tamiang (dok.Pertamina)

Medan, IDN Times-Pertamina tak hanya menyalurkan energi ke daerah-daerah yang dilanda bencana banjir hingga longsor pada akhir November 2025 lalu. Bantuan kemanusiaan turut disalurkan untuk para korban.

Subholding Upstream Pertamina—PHR, PHR Zona 1, Pertamina Hulu Energi, hingga Regional 2 dari latar belakang berbeda mengirimkan para relawannya untuk membawa bantuan ke Aceh Tamiang yang tengah berduka.

Sejak akhir pekan, banjir besar melumpuhkan sejumlah kecamatan di kabupaten tersebut. Curah hujan ekstrem membuat sungai meluap dan merendam rumah-rumah warga. Kawasan yang biasanya ramai berubah menjadi bentangan air kecokelatan. Di beberapa titik, listrik padam, akses tertutup lumpur, dan sebagian warga terpaksa mengungsi ke pos-pos darurat di sekitar Kuala Simpang.

1. Bawa beragam kebutuhan penting beras, mi instan hingga pembalut

Pertamina menyalurkan bantuan ke Aceh Tamiang (dok.Pertamina)

Di tengah situasi itu, dua truk logistik milik Pertamina meluncur dari Medan menuju Aceh Tamiang. Di dalamnya tersusun beragam kebutuhan penting beras, mi instan, minyak goreng, susu, air mineral, teh, kopi, biskuit, popok, pembalut, perlengkapan kebersihan, hingga obat-obatan. Bantuan tersebut dijadwalkan masuk melalui Posko BPBD Aceh Tamiang di kompleks Kantor Bupati.

“Ini bentuk nyata kepedulian kami. Ketika masyarakat menghadapi masa-masa sulit, Pertamina harus hadir. Operasi energi memang tugas utama kami, tetapi keberpihakan terhadap masyarakat adalah bagian dari identitas kami,” ujar Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Hermansyah Y. Nasroen.

Sebelum keberangkatan, koordinasi intensif dilakukan dengan BPBD Aceh Tamiang. Rute aman, titik serah terima, hingga mekanisme distribusi dipastikan matang. Di lapangan, Tim Relations Pertamina EP Rantau Field sudah lebih dulu bersiaga menyambut kedatangan bantuan dan memastikan proses penyaluran berjalan sesuai kebutuhan warga.

2. Sempat mengalami blackout selama tiga hari

Pertamina menyalurkan bantuan ke Aceh Tamiang (dok.Pertamina)

Field Manager Pertamina EP Rantau Field, Tomi Wahyu Alimsyah, mengenang situasi saat banjir mencapai puncak. “Di beberapa lokasi, air setinggi 3 meter. Jalan terputus, listrik padam, jaringan komunikasi hilang total. Kami mengalami blackout selama tiga hari,” ujarnya. Kini kondisi mulai stabil, tetapi fase pemulihan tak kalah berat.

Setibanya di Aceh Tamiang, para relawan tak hanya menurunkan logistik. Mereka ikut turun membersihkan jalan dan fasilitas umum dari lumpur tebal, membantu memindahkan puing-puing rumah yang hanyut, serta ikut menghidupkan kembali ruang-ruang publik yang sebelumnya lumpuh. Di posko pengungsian, para relawan menghibur anak-anak dengan permainan dan sesi trauma healing sederhana untuk membantu mengurangi ketegangan yang mereka alami.

3. Kisah yang membekas pertemuan dengan warga yang kehilangan rumah, cerita ibu-ibu yang menjaga anaknya di pengungsi

Pertamina menyalurkan air bersih untuk warga Aceh Tamiang (dok.Pertamina)

Bagi para relawan, misi ini bukan sekadar agenda perusahaan. Di sepanjang perjalanan, selalu ada kisah yang membekas pertemuan dengan warga yang kehilangan rumah, cerita ibu-ibu yang menjaga anaknya di pengungsian, atau ucapan terima kasih sederhana yang menghapus penat perjalanan ratusan kilometer.

Sama seperti bantuan yang mereka bawa, dua truk logistik itu mengangkut lebih dari sekadar barang kebutuhan. Mereka membawa harapan bahwa di tengah bencana, selalu ada tangan-tangan yang siap membantu.

Editorial Team