ilustrasi uang (IDN Times/Hana Adi Perdana)
Salah satu hambatan maupun kendala di lapangan saat melakukan profesinya mengamen adalah keberadaan preman. "Sekarang Jalan Seksama itu beda, gak boleh dimasuki karena ada anak punk. Dan mereka suka maksa. Apalagi sebelum pandemik rata-rata orang Medan saat saya ngamen sekali kasih ada Rp2ribu, Rp5ribu, hingga Rp10ribu.
"Apalagi kalau menjelang akhir tahun banyak banget yang bisa didatengi. Kalau sekarang karena pandemik, jadi gak bisa ngamen karena PPKM," jelasnya.
Pertama kali mendapatkan uang di Kota Medan saat ngamen, Mbok Pur bisa meraup Rp400ribu dengan berkeliling mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Namun saat ini sudah jauh menurun karena kondisi saat ini. Sekarang menurutnya dapat Rp80ribu sampai Rp90 ribu sudah patut disyukuri.
"Jujur sebenarnya bukan masalah pendapatannya, tetapi masalah kenyamanan pada saat kerja. Kalau soal penghasilan, namanya juga hobi. Tapi kalau dalam kondisi seperti ini nyaman gak ? Sebelum PPKM, kita merasa nyaman dan gak ketakutan," ucapnya.
Dirinya berharap pandemik COVID-19 cepat berlalu dan pulih seperti kondisi sebelumnya. "Kalau saya kan turun ke jalan, kasihan teman-teman yang eksisnya cuman di panggung, atau keramaian. Pasti setiap orang punya tanggungan walau besar atau kecil. Kalau misalnya punya tabungan tetapi pandemik selama ini pasti bakal habis juga tabungannya. Mudah-mudahan adalah kebijaksanaan atau kompensasi dari Pemerintah. Walau bagaimanapun juga inikan musibah kita bersama dan sebagai warga negara kan berhak mendapatkan haknya," harap Mbok Pur.