Nur Lisa saat mengikuti aksi ribuan ojol di Kantor Gubsu (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Bagi Lisa, seribu rupiah pun menjadi angka yang sangat berarti. Apalagi di tengah kebijakan potongan upah driver ojek online lewat program promonya, membuat ia dan rekan-rekan sesama driver ojol mendapat upah relatif rendah.
"Saya harap aplikator jangan motong orderan sebesar Rp15 ribu. Karena kami gak dapat apa-apa, loh," keluh Lisa saat ikut menghadiri aksi di depan Kantor Gubernur Sumut.
Bagi dirinya yang merupakan tulang punggung keluarga, potongan Rp15 ribu perorderan dirasa sangat besar. Apalagi upah orderan yang sangat murah lewat promo gila-gilaannya.
Secara tematis memang tidak cukup untuk membiayai keluarganya. Namun tangan dingin Tuhan mampu menolongnya selama ini.
"Ya, sangat dahsyat potongannya sekarang. Di Grab, potongan untuk 7 orderan ke atas itu sebesar Rp15 ribu. Sementara jika 7 orderan ke bawah, upah dipotong Rp9 ribu. Itu program Grab Bike Hemat, potongannya by aplikasi langsung. Grab Bike Hemat, Slot, itu sangat merugikan. Kalau (program) Slot, perorderannya dipotong Rp6,2 ribu. Kalau gabungan jadi Rp9,4 ribu atau 8,7 ribu," jelasnya.