Silvia Decmerry Natalia Gea salah satu pemimpin muda yang memiliki prestasi dengan merawat lingkungan (Dok. Pribadi)
Dalam ceritanya, sosok anak muda asal daerah Nias ini hanya memiliki bekal kepedulian dan ketulusan hingga mampu menjadi penggerak perubahan nasional, bahkan internasional.
Masa kecil Silvia di Kota Gunungsitoli bukan hanya tentang keindahan alam dan kuatnya ikatan keluarga.
Dia tumbuh dan belajar arti hidup sederhana yang penuh kasih dan kerja keras. Di bawah asuhan orang tuanya Y. Gea dan R. Siallagan Silvia dibentuk menjadi perempuan yang berani bermimpi besar.
Awalnya, tak menyangka bahwa dia akan menjadi delegasi dari Indonesia.
"Aku gak yakin lolos, tapi dicoba aja dulu. Sama ditambah tahun-tahun lalu itu aku lolos jadi pemimpin Top Iklim, itu aku satu-satunya lagi yang lulus dari Sumut dan pernah jadi delegasi asia konferensi juga di Malaysia," katanya pada IDN Times.
Baginya, figur dari kedua orangtua merupakan guru pertama yang menanamkan integritas dan keberanian, sehingga dua hal ini mengantarnya ke berbagai panggung kepemimpinan.
Lanjutnya, tahun 2024 menjadi Delegasi Indonesia dalam World Cleanup Day Impact and Sustainable Asia Conference di Malaysia. Di sana ia bertemu para pemuda Asia yang membuktikan bahwa gerakan lokal bisa berdampak global.
Pengalaman ini memperkuat keyakinannya bahwa anak muda Indonesia, terutama perempuan, punya peran besar dalam solusi perubahan iklim.
Perjalanan panjang itu kemudian mengantar Silvia ke salah satu pencapaian terbesar terpilih sebagai Finalis MUDA30 Changemakers 2025 dan satu-satunya wakil Sumatera Utara.
Prosesnya panjang Social Media Campaign, Governance Bootcamp, Townhall Forum, hingga menulis buku “Teman Muda Nusantara Vol. 2”.
“Penghargaan ini bukan soal saya. Ini bukti bahwa anak muda dari daerah pun bisa membawa perubahan,” tegasnya.