Rasyid Assaf Dongoran jadi Plt Bupati Tapanuli Selatan (Dok. IDN Times)
Rasyid, saat dikonfirmasi, mengatakan semuanya itu adalah candaan, dan jelas tidak mungkin uang gratifikasi yang tidak Halal diberikan membangun Pesantren.
“Bukan bermaksud ungkap keimanan saya, saya ini tiap tahun InsyaAllah umrah dari dana menabung dan terus belajar agama, mana mungkin saya menbenarkan "uang gratifikasi/haram" digunakan untuk membangun sarana ibadah pesantren, kalau tidak untuk perbincangan ‘kombur malotup’ bernada serius, maklum ilmu agama saya masih kerdil, masih suka berkata-kata kombur malotup di ruang private/non publik space,” tutur Rasyid tertawa.
Selain itu, tambah Rasyid, tidak mungkin pula salah satu paslon dan mantan Bupati Tapsel takut jika Rasyid mundur sebagai Plt Bupati dan Wabup, namanya juga kombur malotup agar salah seorang yang hadir dalam kombur malotup itu senang hati yakni Saudara Bangun Siregar,SH, karena dia Tim Sukses Pemenangan 02.
Rasyid mengatakan bahwa dirinya paham betul bahwa ada satu orang bernama Bangun Siregar, SH hadir saat itu yang merupakan Tim Sukses 02 dan pada publikasi media. Bangun Siregar, SH adalah mengakui sebagai pelaku perekam Dialog Bincang Non Formal/Kombur Malotup sore hari Libur /bukan waktu kerja.
“Tidak menyangka bahwa ada seseorang melakukan perekaman suara, jika dugaaan saya benar bahwa Saudara Bangun Siregar, SH yang merekam di pondok kebun, maka ini aneh, karena saya tahu betul bahwa beliau (Bangun Siregar,SH) adalah seorang pengacara dan diyakini tahu betul bahwa Merekam dan Mengedarkan Perbincangan di ruang Private (Non Publik), apalagi Perbincangan Guyonan ala lopo di hari minggu atau waktu non kerja, merupakan perbuatan melawan hukum,” jelas Rasyid.
Apalagi, tambahnya, Bangun Siregar, SH adalah pengacara dan juga tokoh agama yang termasuk sering meminta bantuan materi dan immateri pada dirinya dan sudah berteman tanpa ada konflik dalam dua tahun terakhir ini.
“Saya tahu dia TS 02, itu sebabnya saya sering menerima teman yang datang tanpa diundang dan berguyon canda ria dengan tertawa dan serius serta bahkan saling bohong (istilah lokalnya Korbur Malotup/Bukkak) hanya demi tertawa dan asyik-asyikan, karena bukan pertemuan resmi di ruang publik. Sekali lagi Istilah lokal nya, bahasa bataknya,
Molo makatai mapultak gabbiri parhata nasotottu asal namam baritahon barita nasotottu," tegas Rasyid.
Lantas, apakah benar suara rekaman pada video yang beredar adalah merupakan suara Plt Bupati Tapsel pada saat di depan Rakor Satker Kepala Sekolah se-Tapsel dan Rapat Para Pejabat Lingkup Tapsel? Dijawab tegas dan lugas oleh Plt Bupati Tapsel bahwa itu bukan suaranya.
“Suara pada rekaman itu dipakai dan diperdengarkan kepada publik luas melalui medsos dan bahkan melakukan demonstrasi unjuk rasa dibunyikan atau perdengarkan untuk dinarasikan sebagai suara saya pada saat ‘mengarahkan pejabat’ pada rapat- rapat Kepala Sekolah dan suara pada saat rapat para pejabat, itu keliru dan narasi tidak sesuai fakta tentang suara rekaman itu dilakukan,” tegas Rasyid.