Catatan WALHI Sumut, Ada 15 Kasus Karhutla Sepanjang 2024

Medan, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi masalah serius yang terus melanda Sumatra Utara. Saban tahun, kasusnya terus terjadi.
Dalam catatan akhir tahun (CATAHU) Wahana Lingkungan Hidup Sumatra Utara, ada 15 kasus Karhutla terjadi di provinsi itu sepanjang 2024.
“Perubahan iklim, cuaca panas ekstrem dan pemanasan global menjadi salah satu faktor terjadinya Karhutla,” ujar Direktur WALHI Sumut Rianda Purba, Sabtu (21/12/2024).
1. Karhutla terus mengancam kawasan Danau Toba

Di tahun 2024, kebakaran melanda sejumlah wilayah di Sumut, termasuk Kabupaten Karo, Samosir, Dairi, dan Toba. Kabupaten ini berada pada lingkar Danau Toba sebagai situs warisan dunia.
Salah satu penyebab kebakaran hutan adalah pembukaan lahan. WALHI Sumut mencatat 12 kasus serupa di daerah lain seperti Padang Lawas, Karo, Asahan, dan Langkat.
2. Pentingnya pengawasan dan penegakan hukum

Meskipun UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan telah melarang praktik karhutla, implementasi dan penegakannya masih menjadi tantangan besar. Pasal 47 UU ini secara tegas mengatur perlindungan hutan, tetapi bencana ini tetap berulang.
WALHI Sumut menekankan pentingnya pengawasan dan penegakan hukum. “Pelaku karhutla harus bertanggung jawab, termasuk membayar ganti rugi untuk rehabilitasi dan pemulihan hutan yang rusak,” katanya.
3. Kehilangan hutan mengancam kehidupan

Kehilangan hutan bukan hanya merugikan ekosistem, tetapi juga perekonomian. Hutan adalah sumber daya vital yang menopang kehidupan manusia dan berbagai spesies lainnya.
Dengan fakta-fakta ini, WALHI Sumut menghimbau instansi terkait untuk terus meningkatkan upaya pencegahan, inovasi perlindungan hutan, dan penegakan hukum agar karhutla tidak lagi menjadi bencana tahunan.