Simalungun, IDN Times - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Tano Batak bersama organisasi masyarakat sipil lainnya membuat refleksi perjalanan masyarakat adat sepanjang tahun 2024, khususnya di kawasan Danau Toba. Di mana dalam momentum ini mereka melakukan peluncuran Catatan Akhir Tahun (Catahu) yang mendokumentasikan tantangan, perjuangan, dan keberhasilan masyarakat adat selama satu tahun terakhir.
Berbagai isu mendesak mereka persoalkan, seperti kriminalisasi masyarakat adat, ancaman proyek strategis nasional, hingga perjuangan mempertahankan identitas budaya di tengah tekanan ekonomi dan modernisasi. Berdasarkan Catahu yang mereka rilis, sepanjang tahun 2024 masyarakat adat Tano Batak membuktikan bahwa kerja keras kolektif dapat membawa perubahan signifikan.
Di Kabupaten Simalungun misalnya, wilayah adat keturunan Ompu Mamontang Laut Ambarita, Sihaporas, dan Ompu Umbak Siallagan di Dolok Parmonangan diklaim berhasil merehabilitasi lahan seluas 10 hektar. Jengkol, kemiri, durian, dan kopi kini tumbuh subur di tanah tersebut, mengembalikan kesuburan sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas setempat.