Selain itu, Kristina menjelaskan bahwa mitra yang masuk sudah terverifikasi oleh pihaknya mulai dari surat izin praktek, KTP, dokumen dasar dan tim yang akan survei ke lapangan. Namun, tidak ada tes tertentu.
“Bahkan tahun depan kita upayakan ada digitalnya. Jadi bagaimana pembinaan bidan era digital, jadi contoh kalau dulu bidan terima pasien anak pertama susah dan harus operasi dan sekarang sudah banyak ilmu,” ujarnya
Kristina berharap masyarakat akan lebih melek terhadap dunia digital, agar pihak MOI dapat membantu dari 2 sisi yaitu tenaga kerja dan masyarakat.
Seperti yang dijelaskan Kristina bahwa data setiap tahun hadir lulusan bidan dan perawat 100ribu orang di Indonesia, dan 30 sampai 40 persen pengangguran, dengan penghasilannya yang kecil.
“Dari sisi tenaga kesehatan kami mau merangkul mereka dengan memberikan pelatihan, tranning dan kami sudah siapkan platfoarmnya agar mereka bisa di order dengan platfoarm tersebut, sampai hari ini masih ada bidan yang digaji 50ribu perbulan, ini masalah besar. Selain itu, kami ingin membantu masyarakat agar bisa mendapatkan tenaga kesehatan dirumah mereka sendiri dirawat layaknya keluarga, menghemat waktu, biaya lebih murah, dan tenaga kerja yang kita kirim itu sudah di didik secara profesional” ungkapnya.