Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-12-04 at 18.29.57.jpeg
Kondisi Kabupaten Aceh Tamiang pascabanjir. (Dokumentasi warga untuk IDN Times)

Banda Aceh, IDN Times - Beredar soal kabar dugaan 250 warga Gampng Kampung Dalam, Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang meninggal dunia dan 150 lagi masih hilang. Pernyataan itu disampaikan warga saat kedatangan Gubernur Aceh.

Menanggapi ini Bupati Aceh Tamiang, Armia Pahmi membantahnya. “Kita pertegas, itu tidak benar. Jangan dipercaya, itu adalah informasi sesat,” kata Armia kepada IDN Times, Kamis (4/12/2025).

1. Data sementara korban meninggal di Kabupaten Aceh Tamiang 42 orang

Kondisi Kabupaten Aceh Tamiang pascabanjir. (Dokumentasi warga untuk IDN Times)

Armia tidak membantah ada warga Gampong Kampung Dalam yang meninggal akibat bencana banjir tersebut. Namun, Bupati Aceh Tamiang ini membantah jumlahnya yang mencapai ratusan jiwa.

“Kami lihat tidak ada apa-apa. Saya kira tidak terlalu banyak. Tidak ada orang-orang mengapung,” kata Armia.

Berdasarkan laporan yang masuk ke Posko Terpadu Penanganan Banjir Kabupaten Aceh Tamiang ada 42 orang dan belum ada laporan hilang. Data tersebut hingga Kamis, pukul 20.00 WIB.

Armia menyampaikan bila ingin mengetahui data yang valid terkait kondisi serta jumlah korban di Kabupaten Aceh Tamiang, dapat mendatangi langsung ke posko bencana di Gampong Paya Bedi, Kecamatan Rantau.

“Kalau mau tanya data yang valid, silahkan datang ke posko bencana alam yang ada di Perumahan Perumahan Prabu Rifa Gampong Paya Bedi, Kecamatan Kejuruan muda,” ujarnya.


2. Bantah informasi jenazah korban dikubur secara massal menggunakan truk

Kondisi Kabupaten Aceh Tamiang pascabanjir. (Dokumentasi warga untuk IDN Times)

Sehubungan dengan itu, Bupati Aceh Tamiang juga membantah informasi liar terkait kabar bahwa korban meninggal dunia dari banjir di kabupaten tersebut dibawa menggunakan truk. Jenazah para korban dikubur secara massal.

Armia mengatakan para korban yang ditemukan diusahakan untuk dimandikan sebelum dimakamkan. Pemakaman pun tidak dilakukan sekaligus. Jenazah para korban dimakamkan usai meminta persetujuan dari pihak keluarga.

“Enggak, enggak masal. Jadi bila ada ditemukan langsung dikebumikan,” kata Armia.

“Jenazah korban meninggal dimandikan menggunakan air bersih di daerah Paya Bedi. Jadi saya sudah minta sama perangkat kampung yang ada di  Paya Bedi, supaya menyediakan tempat perkuburannya untuk memakamkan,” imbuhnya.


3. Posko di provinsi juga ragu dengan informasi 250 warga meninggal di satu desa

Kondisi Kabupaten Aceh Tamiang pascabanjir. (Dokumentasi warga untuk IDN Times)

Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, mengaku ragu terkait kepastian informasi 250 warga meninggal akibat banjir di salah satu desa di Kabupaten Aceh Tamiang. Termasuk isu temuan truk mengangkut puluhan jenazah di kabupaten tersebut.

“Sampai hari ini kita konfirmasi ke sana belum ada jawaban pasti,” kata Murthalamuddin dalam konferensi pers di Banda Aceh, Kamis, 4 Desember 2025.

Dia menyampaikan pihaknya telah berupaya mengkonfirmasi ke posko kabupaten, akan tetapi tim di sana justru terkejut saat ditanya mengenai kabar tersebut.

Ia menilai mustahil jumlah korban sebesar itu terjadi tanpa laporan resmi dari posko daerah, kepolisian, TNI, maupun BNPB, terlebih Gubernur Aceh sempat mengunjungi langsung wilayah terdampak hingga larut malam. 

“Jadi apa yang diinfokan di Aceh Tamiang, itu kami belum mendapatkan kebenaran atas informasi itu,” tegasnya.

Hingga kini, pemerintah daerah masih melakukan verifikasi lapangan dan meminta masyarakat tidak mudah mempercayai kabar yang belum tervalidasi, terutama yang beredar di media sosial. 

Pemerintah memastikan setiap temuan terkait korban jiwa akan diumumkan secara resmi setelah melalui proses konfirmasi.


Editorial Team