Binjai, IDN Times - Kobaran api disertai asap hitam pekat tiba-tiba membumbung tinggi dilangit. Pabrik tikar PT Sinar Surya Cemerlang, mengirimkan asap pekat, Selasa (12/8/2025). Suasana siang yang tenang di kawasan Cengkeh Turi, Kota Binjai, berubah tegang.
Para pekerja berhamburan keluar, meninggalkan mesin dan peralatan demi menyelamatkan diri. Api pertama kali terlihat di area tumpukan bahan foam (busa) yang merupakan bahan utama pembuatan tikar yang tersimpan dalam pabrik.
"Api terlihat pertama kali di tumpukan bahan foam di dalam pabrik," kata Arya Luthfi, salah satu karyawan.
[BREAKING] Pabrik Tikar di Binjai Terbakar, Langit Menghitam

1. Enam unit mobil pemadam diturunkan dan berhasil jinakan api
Begitu menerima laporan, Kepala Pelaksana BPBD Kota Binjai, Rudi Iskandar ST, langsung memimpin tim menuju lokasi. Sebanyak lima unit mobil pemadam Kota Binjai dan satu unit bantuan dari Damkar Langkat dikerahkan.
Sejumlah pejabat turut berada di barisan depan, antara lain Sekretaris BPBD Yanes Dustira Nainggolan S.STP, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Salpius Barus S.ST, serta Katim Kesiapsiagaan Suhendra Okto Sembiring SH.
Tim bergerak dari markas pukul 12.11 WIB dan tiba di lokasi hanya sepuluh menit kemudian. Tanpa membuang waktu, petugas langsung mengarahkan semprotan air ke pusat api yang membakar area produksi dan gudang penyimpanan bahan baku.
2. Petugas bahu membahu dan memanfaatkan jalur guna memadamkan api
Rudi berada dilokasi kejadian menuturkan, proses pemadaman berlangsung intens dan terkoordinasi. Petugas saling bahu-membahu menekan laju api, memanfaatkan setiap jalur akses agar kobaran tidak melebar.
"Kecepatan respon menjadi kunci agar api tidak merembet ke seluruh bangunan," kata Rudi.
Berkat kerja sama dan peralatan yang memadai, api berhasil dipadamkan total pada pukul 13.45 WIB. Situasi kembali aman dan terkendali, meski sisa asap masih menggantung di udara.
3. Penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan
Dirinya mengaku, dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa maupun luka. Namun, sejumlah bahan baku dan mesin pabrik mengalami kerusakan berat. Estimasi awal kerugian mencapai ratusan juta rupiah. Data pasti masih menunggu hasil pendataan lebih lanjut dari pihak terkait.
Hingga kini, penyelidikan penyebab kebakaran masih berlangsung. Meski dugaan awal mengarah pada sifat mudah terbakar dari foam, penyidik tetap memeriksa kemungkinan lain, termasuk faktor kelalaian atau gangguan teknis.
BPBD Kota Binjai mengimbau seluruh pengelola pabrik di wilayahnya untuk memperketat sistem keamanan. Penyimpanan bahan mudah terbakar seperti foam harus memperhatikan standar keselamatan. "Kesigapan petugas dan dukungan peralatan memegang peran penting. Namun, pencegahan tetap menjadi kunci," tegas Rudi.