Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Massa FJM menaburi poster tuntutan dan kartu pers dengan bunga di depan Kantor Wali Kota Medan, Rabu (21/4/2021). Aksi ini adalah buntut dari kasus dugaan perintangan dan intimidasi oleh tim pengamanan Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution, terhadap dua jurnalis di Balai Kota beberapa waktu lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Sudah empat kali wartawan yang tergabung dalam Forum Jurnalis Medan (FJM) berunjuk rasa di depan Balai Kota Medan. Namun Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution belum juga muncul untuk memenuhi tuntutan para jurnalis atas dugaan intimidasi dan perintangan dua jurnalis oleh oknum petugas pengamanan di balai kota.  

Dalam unjuk rasa keempat, Rabu (21/4/2021) FJM menggelar aksi kreatif. Massa membawa payung hitam dan poster tanda protes. Massa juga melakukan aksi tabur bunga.

1. Payung hitam dan tabur bunga menjadi simbol duka matinya demokrasi dan kebebasan pers

Massa FJM menaburi poster tuntutan dan kartu pers dengan bunga di depan Kantor Wali Kota Medan, Rabu (21/4/2021). Aksi ini adalah buntut dari kasus dugaan perintangan dan intimidasi oleh tim pengamanan Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution, terhadap dua jurnalis di Balai Kota beberapa waktu lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Koordinator Aksi Donny Aditra menjelaskan, aksi membawa payung hitam dan tabur bunga adalah bentuk protes sekaligus berduka terhadap matinya demokrasi dan kebebasan pers di Kota Medan. Massa ingin menunjukkan kepada publik bahwa masih ada jurnalis yang melawan sistem yang sudah mengekang kerja-kerja jurnalis.

“Wali Kota Medan harusnya bijak menanggapi hal ini. Aksi ini adalah bentuk akumulasi kemarahan jurnalis dengan arogansi oknum pengamanan yang menghalang-halangi jurnalis dalam menjalankan tugasnya,” ujar Donny.

2. FJM tetap meminta Bobby minta maaaf dan evaluasi tim pengamanan

Editorial Team

Tonton lebih seru di