Aceh Besar, IDN Times - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Aceh Besar mencatat terjadi 565 kejadian gempa bumi di wilayah Provinsi Aceh selama Januari hingga Juni 2022.
“Dengan berbagai kekuatan atau Magnitudo dan kedalaman,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar. Andi Azhar Rusdin, pada Sabtu (2/7/2022).
Andi menyampaikan, gempa bumi yang terjadi selama semester satu didominasi berkekuatan Magnitudo kurang dari lima (M < 5). Tercatat, ada 391 kejadian dengan kekuatan gempa Magnitudo kurang dari tiga (M < 3).
Gempa bumi berkekuatan Magnitudo tiga hingga kurang dari lima (3 ≤ M < 5) dikatakannya, terjadi 169 kejadian. Sedangkan gempa dengan kekuatan Magnitudo lebih sama dengan 5 (M ≥ 5) tercatat sebanyak lima kejadian.
“Di mana Magnitudo terbesar yaitu Magnitudo 5.9 yang terjadi di laut sebelah barat Aceh Jaya pada tanggal 5 Maret 2022,” ujarnya.
Selanjutnya, BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar mencatat, dilihat dari berdasarkan kedalaman, gempa bumi yang terjadi di Aceh didominasi dengan gempa bumi dangkal, yaitu kurang dari 60 kilometer (D < 60 km) sebanyak 503 kejadian.
Sementara, kejadian gempa bumi dengan kedalaman menengah terjadi 62 kejadian. Pusat gempa berada di kedalaman 60 kilometer hingga kurangd ari 300 kilometer (60 km ≤ D < 300 km).
Sehubungan dengan itu, laporan instansi terkait serta masyarakat terdapat 15 gempa bumi dirasakan sepanjang Januari hingga Juni tahun 2022. Skala dampak dirasakan terbesar mencapai V Modified Mercally Intensity (MMI) di Kabupaten Aceh Jaya.
“Yang terjadi pada kejadian gempabumi tanggal 5 Maret 2022 dengan kekuatan M 5.9,” kata Andi.
Dari peta seismisitas wilayah Aceh pada tahun 2022, dikatakan Andi, terlihat bahwa wilayah segmen patahan Aceh yang terletak membentang dari barat laut Banda Aceh hingga Aceh Barat bagian Timur merupakan wilayah dengan tingkat keaktifan gempabumi tinggi.
Jika dilihat keaktifan gempa bumi di wilayah Aceh yang tinggi, BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada, bersikap tenang, tidak panik dan terpancing oleh informasi-informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Peningkatan kapasitas masyarakat sangat diperlukan untuk menghadapi ancaman bahaya gempabumi,” jelasnya.
“Pastikan sumber informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarluaskan dibeberapa kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” imbau Andi.