Tangkap layar video orang utan sumatra datangi tenda milik warga. (IDN Times)
Kolom komentar unggahan itu dipenuhi beragam reaksi. Sebagian warganet mengaitkannya dengan kerusakan hutan dan praktik illegal logging yang dituding membuat habitat satwa semakin terdesak.
“Kahabeh uteun Aceh di teubang lemapia loging. Dri ureng menderita sampe trok bak binatang susah (Sudah habis hutan Aceh ditebang oleh mafia illegal logging. Dari manusia menderita sampai ke binatang susah),” tulis seorang pengguna.
Ada pula warganet yang mengapresiasi respons warga dalam video yang memberi makan satwa tersebut.
“Terimong geunaseh keu abang2 nyan. Nyan satwa langka dan dilindungi. Wajib tajaga demi keselamat semua makhluk (terima kasih buat abang-abang itu. Itu satwa langka dan dilindungi. Wajib kita jaga demi keselamatan semua makhluk),” komentar pengguna lain.
Sebagian lainnya menduga orang utan tersebut turun ke pemukiman karena kelaparan.
“Sayang that....nyan ditreun dr gunong krn kadeuk dan hana lhee makanan di gunong. Saran lhon...meunyo na raseuki awak dron...neu bie umpeun tiep di tren. Bek neu peukarue....kadang jeut jinak lagee siamang di geurutee (sayang sekali. Itu turun dari gunung karena lapar dan tidak ada makanan di gunung. Saran saya, kalau ada rezeki kalian, kasih makanan setiap dia turun. Jangan diganggu, kadang bisa jinak seperti siamang di Gunung Geurute),” disampaikan akun lainnya.