Medan, IDN Times - Salah seorang pedagang bernama Hermanto Manalu (36), menceritakan dirinya bahwa sejak 4 tahun yang lalu hingga saat ini, ia berdagang di pasar tradisional, Jalan Besar Tanjung Selamat, Deli Serdang, Sumatera Utara. Sebelumnya marga Manalu ini menjadi karyawan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai marketing.
Alasan dirinya memilih berdagang di pasar tradisional yakni untuk dapat menabung, dan memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama keluarga.
"Dulu sempat kerja jadi karyawan. Gaji datang bayar hutang sisanya pas-pasan. Awalnya pegawai di Bank Perkreditan Rakyat (BPR)," ucapnya.
Ia pun akhirnya memutuskan untuk resain dari pekerjaannya karena tak ingin jauh dari keluarga. Permulaan berdagang Hermanto yakni menjual bahan sembako, hanya pada hari Sabtu dan Minggu walaupun keuntungannya tipis namun perputaran keuangan cukup cepat. Sehingga, ia merasakan bahwa penghasilan yang didapat cukup lumayan bagi ia dan keluarganya dan dilanjutkan utnuk setiap hari berdagang.
"Aku putuskan akhirnya resain sekitar 3-4 tahun yang lalu. Akhirnya aku putuskan buka dagang sembako, awalnya dulu sebelum aku buka istri setengah hari karena waktu itu dia ngajar disalah satu sekolah swasta (guru). Kami coba dan lumayan bisa menutupi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari," ujarnya.
Bagaimana strategi Herman tetap bertahan berdagang di pasar tradisional di masa pandemi yang sudah melanda kurang lebih 10 bulan ini? Yuk simak: