Bendera One Piece berkibar di Pengadilan Militer Medan (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Animo menyuarakan perlawanan menggunakan bendera One Piece juga dilakukan Aliansi Rakyat Melawan Impunitas (ARMI) di Pengadilan Militer. Apa yang mereka lakukan semata untuk mengecam sejumlah insiden kekerasan militer terhadap masyarakat sipil, khususnya terhadap seorang anak di bawah umur berinisial MHS.
"Aksi kali ini didasari untuk mencari keadilan di Pengadilan Militer Medan. Kita membawa 3 kasus besar di sini, salah satunya kasus MHS, seorang anak di bawah umur yang dibunuh tapi sampai saat ini terdakwanya tidak ditahan. Kejadian pembunuhannya tahun 2024," kata Andreas Sihombing selaku koordinator aksi.
Bagi massa aksi, kekerasan ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga merusak kepercayaan publik terhadap supremasi hukum. Korban disebut mereka tidak hanya menderita secara fisik, tetapi juga dibunuh karakternya di ruang sidang yang seharusnya menjadi benteng keadilan.
Andreas menjelaskan bahwa MHS saat insiden terjadi hendak membeli makan. Namun berakhir tragis setelah dianiaya oleh seorang Babinsa hingga meninggal dunia.
"Sistem peradilan militer yang seharusnya menegakkan keadilan justru menjadi sarang impunitas. Pelaku kekerasan nyaris tak tersentuh hukuman, sementara korban terus dikorbankan dalam proses hukum yang tertutup dan sulit diawasi publik," lanjutnya.