Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Banjir bandang menerjang Tapanuli Utara karena intensitas hujan sejak Minggu (23/11/2025) (dok.warga)
Banjir bandang menerjang Tapanuli Utara karena intensitas hujan sejak Minggu (23/11/2025) (dok.warga)

Intinya sih...

  • Banjir meluas di Tapteng dan Madina, ribuan warga terdampak dalam tiga hari terakhir

  • Longsor memutus akses antar wilayah, menyebabkan kerusakan infrastruktur tanpa korban jiwa

  • Padang Lawas mengalami kekeringan sejak Juli, 832 KK atau 2.900 jiwa terdampak kondisi ini

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Medan, IDN Times - Hujan yang tak kunjung reda sejak akhir pekan lalu membuat sejumlah wilayah di Sumatra Utara memasuki masa siaga bencana. Dalam laporan terbaru Pusat Pengendalian Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut per 25 November, rentetan banjir dan tanah longsor tercatat melanda berbagai kabupaten/kota. Sedikitnya ada 7 kabupaten/kota terdampak.

Dari pesisir barat seperti Sibolga dan Tapanuli Tengah, hingga kawasan kepulauan seperti Nias Selatan dan Gunungsitoli terdampak bencana.

Di sisi lain, kontras ekstrem terlihat di Kabupaten Padang Lawas, yang justru masih berkutat dengan kekeringan berkepanjangan sejak Juli. Situasi ini memperlihatkan bagaimana dinamika cuaca di Sumut bergerak tidak menentu—sebagian wilayah terendam air, sebagian lainnya krisis air bersih.

Berikut rangkuman tiga sorotan besar dari laporan kebencanaan Pusdalops Sumut yang menggambarkan kondisi terkini di lapangan, per 25 November 2025 pagi.

1. Banjir Meluas di Tapteng dan Madina, Ribuan Warga Terdampak dalam Tiga Hari Terakhir

ilustrasi banjir (IDN Times/Nathan Manaloe)

Banjir menjadi bencana dengan dampak terluas dalam laporan BPBD. Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah mencatat jumlah terdampak terbesar, dengan 1.902 KK. Ada enam kecamatan yang terendam di Tapteng; Pandan, Sarudik, Badiri, Barus, Kolang, Tukka dan Lumut.

Desa Lumut Maju bahkan masih berada dalam kondisi banjir yang belum surut hingga saat ini, sementara sebagian besar wilayah lain mulai kembali beraktivitas. Dari Kecamatan Tukka, 10 KK atau 45 jiwa masih bertahan di lokasi pengungsian gereja.

Tak jauh berbeda, Mandailing Natal mengalami dua kejadian banjir besar yang terjadi hampir bersamaan. Di Muara Batang Gadis, air setinggi 1,5 meter merendam 70 rumah dan berdampak pada 400 jiwa.

Di Siabu, luapan Sungai Aek Badan merendam lahan pertanian seluas 40 hektar dan merusak dek penahan sungai—membuat potensi banjir susulan masih mungkin terjadi.

“Pemerintah daerah sudah melakukan penanganan awal berupa assessment, evakuasi warga terdampak, sampai pengamanan harta benda,” ujar Kepala Bidang Penanganan dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati,

Sementara itu, laporan sementara, ada empat korban jiwa karena banjir di Tapanuli Tengah. Data korban ini terkonfirmasi dari Bupati Tapteng Masinton Pasaribu.

2. Longsor memutus akses antar wilayah

Ilustrasi longsor (IDN Times/Sukma Shakti)

Selain banjir, bencana longsor juga terjadi di banyak titik di Sumatra Utara. Di Kota Sibolga, hujan deras pada Senin malam menutup total akses Jalan II Nomensen. Material longsor menimbun jalur utama yang menghubungkan permukiman warga, meski beruntung tidak ada korban luka maupun jiwa.

Di Tapanuli Selatan, longsor bahkan menyebabkan putus total jalan lintas penghubung antara Tapsel dan Mandailing Natal di Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur. Panjang longsoran mencapai 37 meter dengan ketinggian mencapai 9,5 meter. Selain itu, dua rumah warga di Kecamatan Angkola Barat rusak berat.

Sementara di wilayah kepulauan, Nias Selatan dan Gunungsitoli melaporkan longsor dengan dampak yang cukup besar. Di Nias Selatan, beberapa ruas jalan kabupaten terputus dan satu rumah warga rusak berat.

Di Gunungsitoli, longsor sepanjang 25 meter membuat jalur lintas tengah KM 12 untuk sementara terganggu, dan satu rumah di Dusun II Samasi mengalami kerusakan berat akibat tembok penahan tebing yang amblas.

Walau kerusakan infrastruktur cukup masif, seluruh lokasi tercatat tidak menimbulkan korban jiwa, dan penanganan darurat masih berlangsung. BPBD juga mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan karena potensi hujan ekstrem masih tinggi.

Laporan teranyar, lima titik longsor menutup akses di Kecamatan Adiankoting, Tapanuli Utara. Satu orang dikabarkan mengalami luka karena tertimpa longsor.

3. Ketika daerah lain terendam, Padang Lawas justru kekeringan sejak Juli

Ilustrasi kekeringan akibat kemarau panjang. Cover Grafis IDN Times

Di tengah banjir dan longsor yang meluas, wilayah Padang Lawas justru mengalami situasi sebaliknya. Sejak Juli hingga November 2025, kabupaten ini dilanda kekeringan berkepanjangan yang membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih. Setidaknya 832 KK atau 2.900 jiwa terdampak kondisi ini.

Pemerintah daerah telah mengirimkan truk tangki ke titik-titik yang paling membutuhkan. Laporan menyebutkan kondisi kekeringan masih belum pulih.

Editorial Team