Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-11-27 at 3.25.22 PM.jpeg
Personel kepolisian mengevakuasi korban bencana alam. (Dok: Polda Sumut)

Medan, IDN Times - Sumatera Utara kembali diguncang rangkaian bencana alam dalam sepekan terakhir. Data terbaru dari jajaran Polres di 12 kabupaten/kota menunjukkan situasi darurat yang tersebar luas—mulai dari longsor, banjir, hingga pohon tumbang.

Data Polda Sumatera Utara per 27 November 2025 mencatat, ada 221 kejadian bencana meliputi tanah longsor, banjir, pohon tumbang, hingga puting beliung di 12 kabupaten/kota.

Gelombang bencana ini mengakibatkan 212 korban jiwa, terdiri dari 43 meninggal dunia, 81 luka-luka, serta 88 orang masih dalam pencarian. Total 1.168 warga terpaksa mengungsi. Daerah dengan jumlah kejadian terbanyak ialah Tapanuli Utara (54 kejadian) dan Tapanuli Tengah (44 kejadian), disusul sejumlah wilayah lainnya yang mengalami dampak signifikan akibat hujan ekstrem beberapa hari terakhir.

Di Mandailing Natal, tercatat 12 kejadian bencana dengan dominasi banjir dan longsor. Meski tidak ada korban jiwa, sebanyak 400 warga terpaksa meninggalkan rumah mereka, sementara 34 personel dikerahkan untuk penanganan.

Situasi berbeda terjadi di Padang Sidempuan. Dari 13 kejadian bencana, satu warga dinyatakan meninggal dunia dan 120 orang mengungsi. Pohon tumbang dan banjir masih jadi ancaman utama, dengan 36 personel melakukan evakuasi di beberapa titik.

Pakpak Bharat menjadi salah satu wilayah cukup berat. Sebanyak 24 longsor terjadi secara beruntun dan menelan korban jiwa dua orang. Tidak ada warga yang mengungsi, tetapi 101 personel Polri dikerahkan untuk membuka akses yang tertutup material tanah.

Kondisi paling memprihatinkan muncul dari Kabupaten Tapanuli Selatan. Dari total 20 bencana yang melanda, 17 warga dinyatakan meninggal dunia dan 73 lainnya mengalami luka-luka. Longsor dan banjir menjadi penyebab utama, memaksa 500 warga meninggalkan rumah mereka. Sebanyak 356 personel dikerahkan—terbesar dari seluruh kabupaten/kota lainnya.

Di Tapanuli Tengah, 44 bencana tercatat dalam waktu berdekatan. Empat warga meninggal dunia dan tiga lainnya masih dinyatakan hilang. Longsor dan banjir membuat akses ke beberapa wilayah tertutup, sementara pencarian korban terus dilakukan dengan kekuatan 33 personel.

Sementara itu, Tapanuli Utara menjadi salah satu daerah dengan dampak paling luas. Dari 54 bencana, tercatat 9 warga meninggal dunia, 1 orang luka-luka, serta 31 orang belum ditemukan. Sebanyak 134 warga mengungsi, dan 93 personel bekerja di lapangan untuk pencarian dan evakuasi.

Di Humbang Hasundutan, 11 warga meninggal dunia dari 13 kejadian bencana yang dilaporkan. Sebanyak lima orang masih hilang, sementara empat warga mengalami luka. Upaya pencarian melibatkan 69 personel.

Bencana juga merenggut nyawa satu warga di Nias Selatan setelah satu kejadian pohon tumbang. Sementara itu, di Kabupaten Nias, dua kejadian longsor merusak akses jalan, meski tidak ada korban jiwa.

Kota Sibolga mencatat salah satu angka korban tertinggi. Sebanyak 61 warga tercatat sebagai korban, termasuk tujuh orang meninggal dunia dan 47 orang masih hilang akibat 11 kejadian longsor di wilayah tersebut. Seratus personel dikerahkan untuk fokus pada pencarian.

Situasi relatif terkendali di Serdang Bedagai dan Langkat, meski keduanya tetap dilanda bencana. Sergai mencatat satu kejadian angin puting beliung dengan lima pengungsi, sementara Langkat menghadapi 23 banjir yang memaksa 750 warga mengevakuasi diri, meski tidak ada korban jiwa dilaporkan.

Polda Sumut saat ini menunggu dukungan helikopter Mabes Polri untuk mempercepat pengiriman bantuan serta evakuasi khususnya ke lokasi-lokasi yang tidak dapat dijangkau kendaraan darat.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, menegaskan bahwa seluruh jajaran terus bekerja maksimal. “Polda Sumut bersama seluruh polres jajaran terus bergerak tanpa henti. Fokus kami adalah menyelamatkan warga, membuka akses wilayah, dan memastikan bantuan tiba tepat waktu. Kami juga terus memperbarui data karena sejumlah wilayah masih terisolasi dan terkendala cuaca ekstrem,” katanya, Kamis (27/11/2025) malam.

 

Editorial Team