Warga menjual BBM eceran di Kota Banda Aceh saat di sejumlah SPBU di Aceh antrean mengular. (IDN Times/Muhammad Saifullah)
Kondisi antre mengular juga terjadi di Kabupaten Pidie. Namun, warga menyayangkan adanya orang yang memanfaatkan kondisi sulitnya mendapatkan BBM.
Afifuddin mengaku salah satu penyebab kelangkaan minyak bukan karena kepanikan warga semata, akan tetapi beberapa ada yang melakukan berulang kali antrean dengan tujuan memperjualbelikan BBM.
Ia melihat sendiri kejadian warga menyedot minyak dari tangki motor lalu antre kembali untuk mendapatkan BBM lain.
“Yang panik bukan masyarakat, tapi pedagang eceran yang antre di SPBU berkali-kali, depan mata saya sendiri mereka sedot minyak dari tangki motor, lalu antre lagi, dan itu bukan sekali, tapi berkali-kali,” kata Afifuddin, kepada IDN Times, Rabu.
“Lalu dijual kembali satu liter 30 ribu rupiah. Belum lagi yang antre pakai jeriken, baik besar dan kecil ada ratusan orang,” imbuhnya.
Ia berharap aparat penegak hukum menertibkan oknum-oknum tersebut agar BBM bisa tepat sasaran untuk dimanfaatkan masyarakat.
Pengakuan serupa juga diungkapkan Nauval di Kabupaten Aceh Besar. Malah, minyak hasil sedotan dari tangki tersebut dijual Rp20 ribu per liter.
“Ini bukan kelangkaan, ini ulah yang menciptakan kelangkaan demi keuntungan pribadi,” kata Nauval, kepada IDN Times, Rabu.
“Tolong lah, jangan jadikan kesusahan orang lain sebagai ladang bisnis gelap,” ucapnya.