Masyarakat desa antar jenazah RB ke Batalyon Armed (IDN Times/Eko Agus Herianto)
Saat jasad RB tiba di rumah duka, ratusan warga mengamuk. Mereka bersepakat untuk mendatangi Batalyon Armed sembari membawa jenazah RB menggunakan ambulans.
Ratusan warga berjalan kaki beberapa kilometer dan memblokade jalanan. Sejumlah aparat juga berulangkali membujuk mereka, namun amukan massa tidak terbendung.
"Masyarakat kami 1 yang meninggal 7 yang luka-luka. Kena klewang ada, yang kena celurit," tutur Herna selaku keluarga RB.
Warga yang mengamuk mendatangi Batalyon Armed disebut Erna ingin meminta keadilan. Berdasarkan keterangannya, sekitar 2 trip kelompok orang yang datang melakukan penyerangan di desanya.
"Kami tidak tahu masalahnya apa. Tidak ada kami bermusuhan. Setahu kami satu kampung Sibiru-biru ini kami tidak bermusuhan," pungkasnya.
Pada pukul 15.30 WIB, kemarahan masyarakat mulai mereda. Sekitar 20 orang perwakilan masuk ke Batalyon Armed dan berbicara langsung dengan pimpinan.
Begitu juga dengan jenazah RB di Ambulan. Ia dibawa kembali ke rumah duka karena akan diselenggarakannya upacara adat.