Medan, IDN Times – Ratusan korban jiwa berjatuhan dalam bencana alam yang menghantam Sumatra Utara sejak 25 November 2025. Begitu juga di sejumlah provinsi lain seperti Aceh dan Sumatera Barat.
Tingginya curah hujan selalu menjadi alasan klasik pemerintah dalam bencana hidrometeorologi. Pemerintah seperti enggan menyebut faktor lainnya seperti kerusakan lingkungan.
Bencana yang menghantam Sumut juga memperlihatkan, bagaimana pemerintah gagap dalam menangani bencana. Manajemen tanggap bencana pun dipertanyakan.
Kritik ini dilontarkan Medan Lawyers FC. Komunitas pengacara yang ikut terjun pada proses evakuasi para korban.
“Dalam situasi darurat seperti ini, negara seharusnya hadir cepat dan terorganisir,” kata Gumilar kepada IDN Times, Rabu (3/12/2025).
Citra baik pemerintah di media sosialnya tidak semanis kondisi di lapangan. Dari lapangan Agum –sapaan karibnya—melihat langsung kegagapan pemerintah dalam menangani bencana.
