Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Banjir merendam kawasan pemukiman di Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan, Jumat (4/12/2020). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Hujan deras kembali mengguyur hampir merata di kawasan Kota Medan dan sekitarnya. Sementara, genangan air karena banjir sudah mulai surut sejak siang tadi.

Warga pun khawatir air akan kembali naik bersamaan dengan hujan deras yang melanda. Seperti yang dirasakan warga di kawasan Jalan Brigjend Katamso, Medan. Mereka merasa was-was, air kembali naik.

“Ini hujan lagi bang. Kita takut air ini naik lagi,” ujar Barid, warga di kawasan Gang Satria.

1. Banjir kali ini yang terbesar setelah 2004 lalu

Banjir merendam kawasan pemukiman di Jalan Brigjend Katamso, Kota Medan, Jumat (4/12/2020). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kata Barid, banjir yang menerjang kawasan pemukiman di Sungai Mati dan Kampung Baru adalah yang tersebar selama kurun waktu 16 tahun terakhir. Banjir paling besar terakhir kali terjadi pada 2004 lalu.

“Ini rumah warga tadi hanya tinggal atapnya saja yang terlihat. Kalau tahun-tahun sebelumnya biasa cuma setinggi dada (1 meteran),” ungkapnya.

Kawasan Sungai Mati dan Kampung Baru memang menjadi langganan banjir setiap kali musim hujan. Namun warga memang benar-benar kaget karena banjir yang datang lebih besar dari biasanya.

2. Warga bergotong royong mengungsi ke musala dan aula kelurahan

Banjir merendam kawasan Kampung Lalang, Kota Medan, Jumat (4/12/2020). (Zulfan Dalimunthe for IDN Times)

Kata Barid, sampai saat ini, warga yang terdampak sudah mengungsi. Musala hingga aula kelurahan dijadikan tempat pengungsian sementara.

Warga yang tidak terdampak pun bergotong royong membantu tetangganya yang menjadi korban banjir. Mereka sudah membuat dapur umum.

Sebagian warga lainnya berkumpul membuka posko di Jalan Brigjend Katamso. Mereka menunggu bantuan logistik dari pengguna jalan atau pun pemerintah.

“Tadi warga sudah berkumpul. Dapur umum sudah ada. Semoga pemerintah bisa cepat membantu para pengungsi,” ungkapnya

3. Ribuan rumah terdampak banjir, sejumlah warga meninggal dunia

Gubernur Sumatra Utara (Sumut) Edy Rahmayadi meninjau korban banjir di kawasan Perumahan De Flamboyan Tanjung Selamat Kabupaten Deliserdang, Jumat (4/12/2020). (Foto Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut : Veri Ardian)

Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi meninjau sejumlah lokasi banjir di Kota Medan dan Deli Serdang. Dari pantauannya ada beberapa kejanggalan, khususnya di aliran sungai. Ini yang berpotensi akan membuat banjir setiap tahunnya ketika musim hujan.

Kata Edy, dia sudah melihat ada yag sengaja meluruskan alur sungai untuk pembangunan. “Ini Sungai Belawan seperti huruf C. Tapi saya lihat di atas google satelit, saya lihat ada yang meluruskan sungai untuk melakukan pembangunan rumah. Tadi saya bersama BWS, kami telusuri sungai itu,” ujar Edy disela peninjauannya.

Data sementara yang berhasil dihimpun BPBD Sumut untuk korban banjir di tiga daerah, yakni Kota Medan dengan jumlah yang dinyatakan hilang sebanyak 6 orang, satu diantaranya masih usia balita, di mana dua orang dewasa ditemukan meninggal dunia. Sedangkan rumah yang terendam sebanyak 2.773 unit, 1.983 KK dan 5.965 jiwa yang tersebar di 7 kecamatan dan 13 kelurahan.

Untuk Kabupaten Deliserdang, banjir menimpa Desa Tanjungselamat dengan jumlah 500 rumah yang terendam banjir. Tiga orang dinyatakan meninggal dunia. Selain itu, air juga merendam 400 rumah di Desa Sejarahbaru, Kecamatan Delitua, dengan ketinggian air mencapai 4-6 meter.

Sedangkan di Kota Binjai, sebanyak 3.374 KK di 5 Kecamatan 16 Kelurahan yang terdampak banjir tersebut. Hujan dengan intesitas lebat yang terjadi pada kamis sore hingga malam mengakibatkan meluapnya DAS Bingai dan DAS Mencirim dan merendam ribuan rumah yang berada di sekitaran bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kota Binjai.

Editorial Team