Banjir Mandailing Natal, Jangan Mengambinghitamkan Hujan!

"Bila pun banjir, jangan salahkan langit yang menurunkan berkah sebentuk hujan Salahkan saja manusia yang buang sampah sembarangan"
–Fiersa Besari-
Cuitan Fiersa di Twitter-nya Maret 2014 lalu harusnya menjadi sindiran keras bagi para pejabat yang selalu mengatakan hujan menjadi penyebab banjir.
Jumat (17/12/2021), Kabupaten Mandailing Natal diterjang banjir hebat. Ada 16 dari 23 kecamatan yang terendam. Ketinggian banjir variatif. Mulai dari 50 cm hingga tiga meter.
Desa Tapus, Kecamatan Linggabayu menjadi salah satu daerah terdampak paling parah. Air masuk ke pemukiman yang berada dekat dengan Sungai Batangnatal sekitar pukul 01.00 WIB. Warga dikabarkan berhamburan karena panik. Mereka mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi.
“Ada rumah warga yang hanyut terbawa air. Jadi memang ceritanya hujan itu selama dua hari tidak berhenti. Jumat sampai Sabtu hujan terus. Bayangkan, air masuk di saat orang sedang beristirahat. Semua panik menyelamatkan keluarga,” kata Budi Santosa, warga setempat, Senin (20/12/2021).
Air menyapu dengan derasnya. Bahkan, rumah keluarga Budi yang jauh dari bantaran sungai juga hanya terlihat atapnya saja.
“Alhamdulillah keluarga kami selamat. Karena rumah kami mengarah ke perbukitan,” katanya.
Banjir ini sudah rutin terjadi setiap tahunnya dan berlangsung sejak lama. Namun ini yang dirasakan warga paling parah.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina menunjukkan sekitar 2.108 keluarga yang terdampak banjir. Sebanyak 101 jiwa mengungsi karena rumahnya terendam.
Selain banjir, ada 14 titik longsor tercatat terjadi di Madina. Bahkan akses dari Kecamatan Panyabungan sebagai ibukota kabupaten menuju Kecamatan Natal sempat terputus. Ini sempat menyulitkan petugas melakukan evakuasi. Belum lagi jarak tempuhnya mencapai 139 Km jika dilihat dari peta. Satu orang warga juga dikabarkan hanyut. Sampai sekarang, warga Kecamatan Natal itu masih dalam proses pencarian.
1. Hujan menjadi kambing hitam penyebab banjir
Banjir membuat Bupati Mandailing Natal Muhammad Jafar Sukhairi mengumumkan status keadaan darurat bencana. Disusul surat pernyataan yang ditekennya pada 18 Desember 2021.
Dalam surat itu, Jafar menyebut tingginya intensitas curah hujan di Mandailing Natal menjadi penyebab banjir dan tanah longsor.
Pernyataan itu tidak sepenuhnya keliru. Lantaran memang Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus mengeluarkan peringatan cuaca dalam beberapa waktu terakhir. Sebagian besar wilayah Sumatra Utara diguyur hujan dengan intensitas cukup tinggi.
“Bahwa benar, akibat tingginya intensitas curah hujan di wilayah Kabupaten Mandailingnatal telah mengakibatkan kejadian bencana banjir dan tanah longsor,” tulis Jafar dalam surat itu.
Pernyataan ini justru menimbulkan pertanyaan di tengah publik. Lantaran banyak yang menilai, bukan hujanlah menjadi penyebab satu-satunya banjir. Ada dugaan kerusakan lingkungan yang cukup masif di Madina yang kian memperparah banjir rutin itu.