Tapanuli Tengah, IDN Times — Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, berubah menjadi zona krisis setelah banjir bandang dan tanah longsor melanda sejak Selasa (25/11/2025). Hingga Jumat (28/11/2025) pukul 12.00 WIB, korban jiwa yang ditemukan telah mencapai 47 orang. Sebanyak 507 warga mengalami luka-luka, sementara 51 orang masih hilang dan dalam pencarian.
Selama tiga hari terakhir, wilayah Tapteng dan sebagian Sibolga praktis terputus dari dunia luar. Listrik padam total, pasokan air bersih berhenti, dan jaringan internet mati. Kondisi ini membuat proses evakuasi berlangsung lambat dan penuh hambatan.
Bencana besar ini melumpuhkan tiga jalur strategis. Dari selatan, dua jembatan utama—Jembatan Kalangan dan Jembatan Anggoli—ambruk tersapu banjir. Dari utara, longsor panjang menutup jalan di Sitahuis. Dari barat, banjir di Kolang serta putusnya Jembatan Sorkam membuat bantuan dari arah Aceh Singkil terhenti total. Para relawan terpaksa mencari rute alternatif melalui jalur kecil, namun banyak yang ikut rusak.
Kerusakan terparah dilaporkan terjadi di lima kecamatan. Di Pandan, 11 korban ditemukan meninggal dunia dan pengungsi mencapai 665 orang. Kecamatan Tukka mencatat jumlah korban paling banyak: 26 meninggal, 505 luka, dan 33 hilang. Di Badiri, satu korban tewas dan 12 hilang. Barus melaporkan dua orang meninggal dunia, sementara Sitahuis tujuh orang.
Melihat skala kerusakan yang masif dan jumlah korban yang terus bertambah, penanganan bencana di Tapteng telah dinaikkan menjadi status darurat berskala nasional. Pemerintah daerah telah memusatkan lokasi pengungsian di GOR Pandan, sementara dapur umum dibuka untuk menampung kebutuhan ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal.
Upaya pencarian, pembersihan jalur, dan pengiriman bantuan masih terus dilakukan. Namun hingga kini, hujan yang kembali turun serta akses jalan yang terputus membuat banyak titik terdampak belum tersentuh tim penyelamat. Pemerintah menghimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi banjir susulan dan longsor tambahan.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan, menegaskan bahwa seluruh jajaran terus bekerja maksimal.
“Polda Sumut bersama seluruh polres jajaran terus bergerak tanpa henti. Fokus kami adalah menyelamatkan warga, membuka akses wilayah, dan memastikan bantuan tiba tepat waktu. Kami juga terus memperbarui data karena sejumlah wilayah masih terisolasi dan terkendala cuaca ekstrem,” katanya.
