Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi banjir (IDN Times/Nathan Manaloe)
ilustrasi banjir (IDN Times/Nathan Manaloe)

Intinya sih...

  • Banjir dan longsor di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, menyebabkan 8 orang meninggal dunia dan 58 luka-luka.

  • 2.851 warga harus mengungsi ke lokasi aman karena bencana ini berdampak di 11 kecamatan.

  • Tim gabungan BPBD Tapsel, TNI, Polri, dan instansi terkait mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup akses utama antardesa.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tapanuli Selatan, IDN Times – Bencana banjir dan tanah longsor melanda wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, Selasa (25/11/2025). Bencana alam ini dilaporkan menyebabkan delapan warga meninggal dunia, 58 orang luka-luka, serta 2.851 warga harus mengungsi ke lokasi aman.

BPBD Tapanuli Selatan mencatat bencana ini berdampak di 11 kecamatan, mulai dari Sipirok, Marancar, Batangtoru, Angkola Barat, Muara Batangtoru, Angkola Sangkunur, Angkola Selatan, Sayur Matinggi, Batang Angkola, Tanah Timbangan, hingga Angkola Muaratais.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa kondisi di lapangan masih berubah cepat.

“Data sementara mencatat delapan korban meninggal dunia dan ribuan warga mengungsi. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada karena cuaca ekstrem masih dapat memicu banjir dan longsor susulan,” kata Abdul Muhari dalam keterangan resmi, Rabu (26/11/2025).

Tim gabungan dari BPBD Tapsel bersama TNI, Polri, dan instansi terkait mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup sejumlah akses utama antardesa.

Selain Tapanuli Selatan, banjir dan longsor juga berdampak ke wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Sebanyak 50 unit rumah terdampak dan dua jembatan terputus, membuat akses warga terputus total.

BPBD merekomendasikan jalur alternatif Pangaribuan–Silantom untuk sementara waktu, sambil menunggu perbaikan infrastruktur.

Abdul Muhari menambahkan bahwa BNPB terus memantau kondisi di lapangan. “Tim gabungan sudah bergerak melakukan evakuasi, pendataan, dan penanganan darurat. Bantuan logistik juga mulai disalurkan ke titik-titik pengungsian,” katanya.

Hingga saat ini, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi mengguyur sejumlah wilayah di Sumatera Utara. BNPB meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai serta lereng perbukitan untuk meningkatkan kewaspadaan.

Editorial Team