Medan, IDN Times – Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumatra Utara menilai, banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Samosir dan Humbanghasundutan diakibatkan oleh kerusakan hutan. Lebih jauh lagi, kerusakan itu dipicu oleh perubahan fungsi hutan.
Banjir bandang melanda sejumlah desa di Kabupaten Samosir pada 13 November lalu. Desa yang terdampak antara lain; Desa Siparmahan, Sihotang, Dolok Raja, Sampur Toba, dan Turpuk Limbong. Warga harus mengungsi karena rumahnya rusak. Beberapa fasilitas umum seperti sekolah, gereja, jembatan dilaporkan rusak. Ada sekitar 620 jiwa yang mengungsi dan satu korban meninggal dunia.
Selain itu, banjir bandang juga menerjang Desa Marbun Toruan, Marbun Tonga Dolok, dan desa lainnya di Kabupaten Humbang Hasundutan. Banjir ini mengakibatkan terendamnya rumah dan lahan pertanian setinggi 50-70 cm.