Aceh Tamiang, IDN Times – Sekumur masih menjadi satu dari sekian banyak desa yang terisolir dalam banjir bandang yang menerjang Kabupaten Aceh Tamiang pada akhir November 2025 lalu. Sebulan lebih setelah banjir, para penyintas masih berjuang menyambung hidup di Sekumur.
Hidup di tenda – tenda pengungsian, bukanlah hal mudah bagi penduduk Sekumur. Depresi menjadi ancaman serius bagi warga di sana.
Beruntung Sekumur tidak luput dalam sentuhan para relawan. Berbagai relawan dari banyak komunitas datang ke sana. Membantu semampunya dalam berbagai bidang. Mulai dari mengajar anak-anak, hingga membantu warga membersihkan masjid, sebagai bangunan satu-satunya yang tersisa di sana.
Selain terisolir, Sekumur juga menjadi salah satu perkampungan yang hilang karena banjir. Ini sudah kali ketiga, perkampungan mereka hilang tersapu banjir.
Berbagai upaya pun dilakukan untuk kembali memulihkan semangat warga Sekumur. Para relawan dari Rawantara, menginisiasi mini konser musik di Sekumur. Mereka mendatangkan Lebah Begantong, satu grup musik melayu yang populer.
