Asian Primate Symposium, Konservasi Primata Butuh Solusi Konkret

Medan, IDN Times – Orangutan menjadi salah satu primata yang paling dilindungi. Status terancam punah yang disematkan Uni Konservasi Internasional (IUCN) bukan tanpa sebab.
Degradasi populasi orangutan sebagai satwa kunci, masih terancam dengan berbagai faktor. Deforestasi, perburuan hingga perdagangan ilegal masih marak terjadi.
Upaya konservasi terus digalakkan. Para pegiat melakukan berbagai upaya untuk mencegah semakin cepatnya kepunahan.
Sejumlah organisasi masyarakat sipil yang memberi konsentrasi pada konservasi menggelar Asian Primate Symposium (APS). Ini adalah kali kesembilan APS digelar. Universitas Sumatra Utara didapuk menjadi tuan rumah dalam ajang yang dihelat pada 24-26 November itu.
Orangutan menjadi salah satu fokus bahasan dalam APS. Selain primata lain yang berhabitat di hutan Asia. APS menghadirkan para akademisi sebagai narasumber kunci. Mulai dari Profesor Jatna Supriatna, Ph.D dari Pusat Riset Perubahan Iklim (RCCC) Universitas Indonesia, Kepala Konservasi Primata & Singapore Programme Dr Andie Ang, Guru Besar Universitas Mysore Dr. Mewa Singh, Pengajar Oxford Brookes University Dr Susan M Cheyne dan Ketua FORINA Dr Aldrianto Priadjati. Selain para pegiat dan sektor swasta yang ikut menjadi pembicara.
Asia Primate Symposium diselenggarakan atas kolaborasi para pegiat dari Yayasan Orangutan Sumatra Lestari (YOSL), Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), Forum Orangutan Indonesia (FORINA) dan Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (KIARA).
“Kita ingin mengangkat isu-isu konservasi primata di region Asia,” ujar Ketua Panitia APS, Panut Hadisiswoyo, Senin (25/11/2024).
1. Para periset didorong untuk mengembangkan upaya konservasi primata
APS diikuti oleh para periset dan pegiat dari sejumlah negara. Kata Panut, ini adalah upaya kolaboratif untuk mendorong para peneliti muda dan praktisi dalam konservasi primata.
“Karena primata itu penting bagian dari ekosistem. Ekosistem juga bagian dari komponen yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Maka kita selarasnya, sesuai tema kita adalah Living in harmony with primates, Jadi hidup berdampingan secara harmonis dengan primata yang tidak bisa dipisahkan dari ekosistem kita,” katanya.